#KaburAjaDulu, Enggak Nasionalis?
7 Maret 2025Influencer dan selegram Vicky Nastasha, sudah menetap di Jerman sejak tahun 2008, kini menjadi guru TK di Jerman, dan bahkan membuka bisnis sendiri di bidang coach-parenting. Kepada Deutsche Welle ia mengungkap alasannya dan berdiskusi mengenai fenomena ini.
DW: Terlepas dari memiliki pasangan orang Jerman, apa alasan Vicky memilih hidup di Jerman ketimbang di Indonesia?
Vicky Natasha: Kalau menurut saya, tinggal di mana suatu tempat lokasinya, atau koordinat GPS-nya tidak ada hubungannya sama sekali dengan rasa nasionalisme kita. Bahkan, saya percaya bahwa nasionalisme justru lebih dirasakan oleh mereka yang tidak tinggal di Indonesia. Percaya enggak sih? Jadi kita merasa lebih nasionalis setelah meninggalkan Indonesia.
Tapi di sini kenapa saya lebih nyaman dan memilih untuk tinggal di Jerman: Pertama, karena saya meninggalkan Indonesia pada usia 20 tahun, setelah saya menyelesaikan SMA, lalu saya ingin kuliah, tetapi biayanya sangat mahal. Saya selalu mendengar bahwa di Jerman, pendidikan gratis. Jadi, uang yang seharusnya saya gunakan untuk kuliah, saya pikir, "oke, kalau gitu saya investasikan uang ini untuk les bahasa Jerman.”
Setelah itu, saya langsung berangkat ke Jerman untuk studi, karena pendidikan di Indonesia sangat mahal, sedangkan di sini pendidikan setara untuk semua. Kita juga tahu bahwa Jerman memiliki kualitas pendidikan yang luar biasa di Eropa.
Setelah beberapa tahun di sini, saya akhirnya bertemu dengan suami, kemudian berkeluarga. Di samping itu, saya juga bekerja sebagai guru TK dan memiliki kontrak kerja, sehingga saya memiliki tanggung jawab di sini.
Kecintaan saya terhadap Indonesia tidak berhenti sampai di situ. Meskipun secara fisik saya berada di Jerman, saya telah menulis dua buku parenting, yaitu Ayah Ibu Jangan Bentak Aku dan Aku Normal, yang membahas tentang anak-anak dengan ADHD. Saya menyadari bahwa pemahaman mengenai ADHD di Indonesia masih sangat minim. Karena anak saya juga memiliki ADHD dan autisme, akhirnya saya terinspirasi untuk membagikan ilmu yang saya pelajari di Jerman kepada masyarakat di Indonesia. (Ed: ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah gangguan yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk fokus, mengendalikan impuls, dan mengatur aktivitas motorik.)
Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Sekarang sedang ramai tren #KaburAjaDulu(Tren ini muncul) karena sistem di Indonesia tidak melindungi masyarakatnya, terutama anak-anak muda yang sudah membayar mahal untuk pendidikan. Namun, setelah mereka lulus kuliah, mereka tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang layak, tidak mendapatkan apresiasi, atau gaji yang setara untuk kehidupan yang sejahtera. Hal itu yang membuat mereka takut.
Sedangkan di luar negeri, misalnya di Jerman, situasinya berbeda enggak seperti itu. Karena di sini, tenaga kerja dihargai, baik dari segi perlindungan, kesejahteraan, maupun keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan (work-life balance). Kita mendapatkan hari libur, dan jika sakit, kita tetap menerima gaji. Jika di negara kita sendiri telah menyulitkan kita, (rakyat) tidak bisa berkembang, tidak menyejahterahkan dan tidak memberikan kesempatan bagi rakyatnya untuk berkembang, sementara mungkin di negara lain sistemnya lebih baik, wajar jika banyak yang memilih untuk pergi. Ini hanyalah bentuk curahan hati masyarakat Indonesia. Jadi, ini hanya sekadar curhatan atau jeritan hati masyarakat di Indonesia sebenarnya, demikian menurut saya.
Dan di Jerman juga tidak ada batasan usia, atau tidak ada syarat-syarat yang tidak masuk akal, seperti misalnya (harus) good looking, tinggi badan berapa minimal sekian, atau umurnya sampai berapa, pengalaman kerja sudah berapa lama. harus sekian tahun. Karena di sini yang dilihat adalah keterampilan dan kemauan untuk bekerja keras.
Dulu, saya juga pernah bekerja sebagai pelayan di restoran India. Saya pernah bekerja di hotel sebagai petugas kebersihan yang membersihkan kamar satu per satu. Saya juga pernah bekerja di Tankstelle (pom bensin). Jadi, jika ada niat untuk bekerja, pasti ada pekerjaan yang bisa didapatkan. Jadi, di sini kalau kita mau kerja, ada niat untuk bekerja, pasti akan dapat pekerjaan.
Kalau begitu, menurut kamu, apa solusi agar tidak semakin banyak anak muda yang hengkang dari tanah air dan bisa ikut membangun Indonesia secara langsung di tanah air sendiri?
Sebenarnya, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar. Yang pertama masalahnya, kita harus mengubah sistemnya. terlebih dahulu. Sistem pajak harus menjamin bahwa pajak yang dibayarkan oleh masyarakat benar-benar kembali kepada mereka dalam bentuk layanan dan kesejahteraan. Lalu, bisa menjamin bahwa pajaknya itu yang masyarakat Indonesia bayar, itu akan kembali lagi kepada mereka. Kemudian yang kedua, harus dibangun sistem bagaimana agar warga juga mendapat apresiasi dalam setiap pekerjaannya. Terutama guru, karena tanggung jawab mereka besar sekali dalam membangun mental dan kecerdasan generasi penerus.