Kabar dari 2 Sandra Ekstrimis Palestina
25 Juni 2007Tepat setahun setelah tentara Israel Gilad Shalit diculik oleh Hamas dan dua kelompok ekstrimis Palestina lainnya, untuk pertama kalinya penculik memberikan tanda bahwa ia masih hidup. Yaitu dalam bentuk kaset berisi rekaman suara Gilad Shalit. Dalam rekaman itu ia mengatakan nama ayahnya, dan kerinduannya kepada keluarga dan rekan-rekannya.
Penculikan Shalit dan Tuntutannya
Tentara muda Gilad Shalit diculik 25 Juni 2006 oleh Brigade al Kassam. Kelompok itu dinamakan komite pembebasan rakyat dan menyebut dirinya sendiri “Tentara Islam”. Kelompok itu didukung sebuah keluarga besar pelaku tindakan kriminal di Jalur Gaza. Shalit diculik saat mereka menyerang tentara Israel yang sedang berpatroli. Setelah rekaman suara ditemukan, ayah Shalit membenarkan bahwa itu memang suara anaknya. Kabar akan adanya tanda kehidupan pertama Shalit segera mendapat perhatian besar masyarakat Israel.
Dalam rekaman suara itu Shalit mengatakan juga, bahwa keadaan kesehatannya buruk, dan ia memerlukan perawatan lama di rumah sakit. Ia juga melancarkan tuduhan kepada Perdana Menteri Israel, Ehud Omert dan pemimpin militer Israel, yang dianggapnya tidak mau memenuhi tuntutan penculik. Selain itu ia mengatakan, bahwa warga Palestina yang ditahan di penjara Istrael tentunya juga merindukan keluarga mereka. Untuk pembebasan Shalit Hamas menuntut pembebasan lebih dari 1.000 tahanan Palestina dari penjara Israel, terutama kaum wanita dan remaja di bawah 18 tahun.
Rekaman Video Johnston
Sementara itu, ditemukan rekaman video dari koresponden radio Inggris BBC di Jalur Gaza, Alan Johnston yang juga diculik. Dalam rekaman itu, tubuh Johnston tampak diikat dengan sejumlah bahan peledak.
Johnston menyampaikan ancaman penculiknya, bahwa ia akan diledakkan, jika gerakan Hamas berusaha membebaskannya dengan kekerasan. Diduga penculik Johnston adalah sekelompok keluarga besar di Jalur Gaza, yang bersenjata.
Sengketa Soal Pembebasan Johnston
Bagi Hamas nasib koresponden Inggris itu penting, karena menentukan nasibnya juga. Para pemimpin kelompok ekstrimis lain mendesak agar Johnston dibebaskan, karena itu dapat dijadikan bukti pada KTT Timur Tengah di Sharm al Sheih, Mesir, bahwa mereka dapat mengusahakan perdamaian dan keamanan di Jalur Gaza. Sedangkan Hamas menolak KTT Timur Tengah tersebut, dan menganggap konferensi upaya untuk mengabaikan kuasa Hamas di Jalur Gaza.
Penduduk Jalur Gaza sendiri sangat skeptis. Seorang wanita contohnya, menganggap konferensi sudah gagal sebelum dimulai. Sementara seorang lainnya mengatakan, semoga upaya itu sukses, karena rakyat sudah letih dan terhina. (ml)