Rückgabe Westjordanland
12 Agustus 2008Berbulan-bulan lamanya masyarakat umum hanya mendengar akan adanya perundingan damai Israel-Palestina. Namun selalu mandeg. Antara lain karena tidak henti-hentinya pembangunan perumahan bagi warga Israel di Tepi Barat Yordan. Kini detil perundingan sudah diketahui umum. Perdana Menteri Israel Ehud Olmert menggambarkan usulan rinci pada Presiden Palestina Mahmud Abbas, paling tidak soal penanganan masalah perbatasan dan penyelesaian problem pengungsi Palestina.
Menurut gambaran yang diajukan Olmert, Israel akan mengembalikani 93 persen wilayah Tepi Barat Yordan. Sebagai balasan Israel akan menerima bagian kecil teritorial yang diserahkan Palestina, yaitu padang pasir Negev. Selain itu akan ada koridor jalan yang menghubungkan antara Tepi Barat Yordan dan Jalur Gaza, tanpa kontrol keamanan Israel. Di tanah ini yang akan dibangun sebagai koridor ini, rakyat Israel boleh bertahan.
Dalam gambaran Olmert, perbatasan antara Tepi Barat Yordan dan Israel akan mengacu pada tembok pembatas yang dibangun Israel di masa lalu dan masih terus dibangun. Kompleks pemukiman Ma'aleh Adumim di timur Yerusalem, Gush Etzion di selatan ibukota, dan sebagian utara Tepi Barat Yordan akan menjadi wilayah Israel. Namun apakah Ariel juga akan masuk ke wilayah Israel, hingga kini belum diketahui. Pemukiman itu terletak di tengah wilayah Palestina. Jika Ariel di masa mendatang menjadi milik Israel, maka akan jauh memotong Tepi Barat Yordan.
Rencana Olmert bila jadi diwujudkan, akan melalui dua tahap: Pertama, pemerintah Israel harus mengesahkan undang-undang ganti rugi bagi pemukim Tepi Barat Yordan. Tahap kedua, Israel kemudian harus mengurangi jumlah pemukim di sebelah timur perbatasan baru Tepi Barat Yordan. Namun sebelumnya Palestina harus mengesahkan serangkaian reformasi politik dalam negeri. Demikian angan Olmert.
Tetapi yang tidak dapat diterima oleh Palestina adalah pemukiman yang masuk ke Tepi Barat Yordan akan segera menjadi milik Israel, sedangkan penyerahan wilayah ke Palestina dan pembangunan koridor baru akan dilakukan setelah pemerintah otonomi Palestina dapat mengontrol Jalur Gaza yang saat ini dikuasai Hamas.
Kepala delegasi perundingan Palestina Ahmed Qurei menolak rencana Olmert. Ia pun menuntut agar Israel menarik diri sepenuhnya dari Tepi Barat Yordan yang diduduki sejak tahun 1967. Jika Israel tak dapat menerimanya, maka tak ada jalan keluar. Maka kemungkinan satu-satunya berdiri sebuah dwi negara Palestina-Israel. (ap)