Israel-Suriah Tegang, Barak Batalkan Kunjungannya ke Jerman
3 April 2008"Tidak" adalah bantahan resmi Israel terhadap spekulasi media, bahwa ada rencana untuk melakukan aksi militer terhadap pengerahan pasukan Suriah ke perbatasan dengan Israel. "Tidak" adalah juga jawaban atas pertanyaan, apakah Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak akan berkunjung ke Jerman seperti yang direncanakan. Apakah kedua hal itu punya kaitan satu sama lain?
Israel tidak berniat menyerang Suriah. Itu kata Wakil Perdana Menteri Israel Chaim Ramon, mengacu pada laporan media yang mengatakan tentang kejengkelan Israel, bahwa Suriah meningkatkan kehadiran tentaranya di perbatasan dengan wilayah utara Israel.
Berbagai harian terkemuka Israel melaporkan di halaman depan, bahwa ketegangan antara Israel dan Suriah meningkat, sesudah penambahan pasukan Suriah itu. Para pengamat menilai hal itu sebagai tanda, bahwa milisi Hisbollah di Libanon, yang didukung oleh Iran dan Suriah, hendak melakukan aksi balas dendam terhadap Israel.
Lebih dari enam minggu lalu pimpinan militer Hisbollah, Imad Mughniyah, tewas dalam serangan bom mobil di ibukota Suriah, Damaskus. Hisbollah menyalahkan Israel sebagai dalang serangan itu, hal mana dibantah tegas oleh Israel. Kini harian-harian Israel berspekulasi, bahwa Suriah tahu akan aksi yang direncanakan Hisbollah, dan menyiapkan diri menghadapi serangan militer balasan dari Israel. Lewat radio, Chaim Ramon mengemukakan:
"Israel tidak berniat menyerang Suriah, dan saya usulkan agar kita tidak kembali ke kondisi pertengahan tahun lalu, sehingga semua pihak berbicara tentang ketegangan. Saya jamin, Israel tidak berniat sedikit pun untuk menyerang Suriah. Dan Suriah hanya mengemukakan akan bereaksi bila ada serangan dari Israel. Koran-koran hanya mementingkan topik berita. Tetapi tidak ada landasannya dan sekali lagi, Israel tidak berniat menyerang Suriah."
Menteri Pertahanan Ehud Barak terpaksa harus menangguhkan rencana kunjungannya selama dua hari ke Jerman, karena banyaknya jadwal dalam agendanya. Demikian dikemukakan juru bicara pemerintah Mark Regev kepada pemancar ARD di Tel Aviv.
Atas pertanyaan, apakah pembatalan itu berkaitan dengan pengerahan pasukan di perbatasan utara Israel, Regev menjawab bahwa itu hanyalah spekulasi belaka. Dua hari lalu Ehud Barak mengunjungi markas-markas pertahanan Israel di perbatasan dengan Suriah dan menegaskan bahwa Israel merupakan yang terkuat di kawasan itu.
Wakil panglima militer Israel, Dan Harel, mengulangi peringatan itu kepada para wartawan:
"Saya tidak melihat alasan bagi ketegangan di wilayah utara dan saya yakin tidak ada pihak yang menginginkan konflik militer. Siapa saja yang hendak merugikan Israel, hendaknya ingat, bahwa Israel merupakan negara terkuat di kawasan ini dan jawaban atas serangan itu akan menyakitkan."
Sehari sebelumnya, harian berbahasa Arab yang terbit di London "Al Quda al Arabi" melaporkan bahwa Suriah mengerahkan tiga divisi panser dan pasukan cadangan ke daerah perbatasan. (dgl)