Israel Selesai Gelar Pemilu, Partai Kadima Unggul
10 Februari 2009Hampir 60 persen warga Israel yang berhak pilih rela keluar rumahnya untuk memberikan suara bagi parlemen Knesset, meski cuaca Israel Selasa kemarin (10/02) cukup buruk dengan turunnya hujan deras. Jumlah pemilih yang memberikan suaranya kurang lebih sama dengan jumlah pemilih tiga tahun lalu, di tahun 2006. Saat itu tingkat peserta pemilu hanya mencapai 63,2 persen, yang merupakan terendah dalam sejarah.
Di Tel Aviv, pimpinan partai Kadima sekaligus menteri luar negeri Tzipi Livni menyerukan kepada warga Israel, “Tinggalkan rumah kalian, tidak tergantung hari hujan atau tidak. Apakah cuaca dingin atau panas, keluarlah dari rumah, pergilah ke TPS, tutup mata Anda, dan pilihlah.“
Agenda kampanye partai-partai politik peserta pemilu kurang lebih sama, yaitu penentuan masa depan upaya perdamaian di Timur Tengah. Isu keamanan menjadi titik perhatian semua kubu menyusul serangan Israel ke Gaza Desember lalu, dan kekhawatiran terhadap Iran dan sekutunya.
Partai Likud yang berhaluan kanan pimpinan Benyamin Netanyahu bersaing ketat dengan Partai Kadima yang berhaluan tengah pimpinan Tzipi Livni.
Selama ini, dalam jajak pendapat Netanyahu selalu unggul. Meskipun demikian, hari Senin malam (09/02) disebutkan keunggulannya terlalu tipis untuk mencapai kemenangan mutlak. Itu membuka harapan Livni dengan menyerukan, "Sekarang sangat penting agar semua pergi memilih. Saya memerlukan setiap suara.”
Partai Likud yang berhaluan kanan awalnya memimpin dalam jajak pendapat. Namun dalam hari-hari menjelang pemilu, Livni berhasil meraih kembali simpati warga terhadap Kadima yang berkurang akibat serangkaian skandal korupsi yang memaksa Perdana Menteri Ehud Olmert mengundurkan diri.
Pengumuman pertama hasil pemilihan hari selasa pukul sembilan malam waktu setempat menyebutkan bahwa Partai Kadima pimpinan Livni berhasil unggul terhadap Partai Likud pimpinan Netanyahu. Menurut laporan stasiun televisi Israel Channel 2, hasil penghitungan suara sementara menyebutkan bahwa Partai Kadima meraih 29 kursi dari 120 keseluruhan kursi parlemen, sementara Partai Likud meraih 27 kursi.
Pemerintah Palestina menyikapi hati-hati terhadap pemilihan parlemen Israel dan tidak menyebutkan kandidat favoritnya. Meski menjelang pemilu Netanyahu berkampanye, jika menang dirinya akan menyetujui pemberian bantuan ekonomi bagi Palestina. Sementara itu, pemerintah Palestina di Tepi Barat Yordan menyandarkan harapan kepada Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Obama menjamin akan membantu untuk memastikan bahwa perdana menteri Israel berikutnya tidak mengubur perundingan damai yang selama ini menemui jalan buntu. Sementara itu Hamas berpendapat bahwa pemilu di Israel menghasilkan pemerintahan yang kurang lebih sama dengan pemerintahan Israel saat ini. (ls)