Israel Kerahkan Pasukan Cadangan ke Gaza
12 Januari 2009Hari Senin (12/01) militer Israel melanjutkan serangan ke Jalur Gaza. Pasukan infanteri dengan dukungan satuan panser mulai masuk ke kota Gaza. Di dalam kota terjadi pertempuran sengit dengan anggota Hamas. Stasiun televisi Al Jazeera melaporkan, pagi ini kembali terdengar ledakan hebat dan suara tembakan. Helikopter tempur Israel mengitari kawasan pertempuran.
Presiden Israel Shimon Peres menyatakan, apa yang dicapai militer Israel sampai saat ini cukup baik. „Tujuh kali perang, sampai pihak lawan mengerti, bahwa Israel tidak akan mundur menghadapi ancaman perang. Sekarang kami menghadapi aksi teror. Sekarang kami harus menunjukkan, bahwa Israel tidak akan menyerah pada teror,“ tambah Peres.
Sekalipun pertempuran makin hebat, tetap dilakukan berbagai prakarsa diplomatik untuk mengakhiri perang. Israel dan pihak Hamas tetap memberlakukan kesepakatan tak tertulis, menghentikan pertempuran selama 3 jam, untuk memberi peluang pada tim bantuan kemanusiaan. Menurut keterangan pihak Israel, Senin pagi ini ada sekitar 150 truk dengan bahan makanan, obat-obat-an, selimut dan barang bantuan lain yang siap memasuki Gaza lewat dua jalur lintas perbatasan.
Memang tidak ada pembicaraan langsung antara Israel dan Hamas. Perundingan dilakukan melalui penengahan Mesir. Berbagai kantor berita melaporkan, pemerintah Mesir melakukan konsultasi intensif dengan wakil-wakil Hamas mengenai syarat-syarat gencatan senjata. Dalam pertemuan di Kairo hadir dua wakil Hamas dari Damaskus dan tiga wakil Hamas dari Gaza. Pemerintah Mesir berunding dengan delegasi Hamas, dan dengan penasehat menteri pertahanan Israel Amos Gilad, yang ditunjuk sebagai utusan khusus .
Para politisi Israel menekankan, pihak militer dalam beberapa hari terakhir sudah berhasil mencapai banyak hal. Perdana Menteri Israel Ehud Olmert menerangkan, Israel sudah hampir mencapai targetnya. Sedangkan wakil menteri pertahanan Israel Matan Vilnai mengisyaratkan kemungkinan berakhirnya serangan darat ke Gaza dalam waktu dekat: „Ada resolusi PBB dan partisipasi kuat Mesir. Resolusi PBB memang tegas, tidak memberi ruang gerak yang besar. Sebab itu saya perkirakan, kami sudah dekat pada berakhirnya operasi darat dan serangan militer. Saya pikir, kami sudah mencapai berbagai target yang tidak pernah kami bayangkan dua minggu yang lalu. Mengenai Hamas: mereka belum betul-betul mengerti, bagaimana parahnya situasi mereka.“
Bagi Israel, bukti keberhasilan operasi militer ke Jalur Gaza adalah berkurangnya jumlah serangan roket ke Israel. Hari minggu kemarin, hanya 22 roket yang ditembakkan ke Israel dari Gaza.
Menteri Luar Negeri Jerman Frank Walter Steinmeier dalam kunjungannya ke Timur Tengah menawarkan bantuan teknis pengamanan perbatasan. Dalam pembicaraan dengan menteri luar negeri Israel Tzipi Livni, Steinmeier menyampaikan kesediaan Jerman membantu pengawasan perbatasan antara Gaza dan Mesir untuk mencegah penyelundupan senjata. Tapi Israel tetap menolak berunding langsung dengan Hamas.
Media-media Israel melaporkan, saat ini pasukan cadangan sudah dikerahkan ke Jalur Gaza. Ini menandakan bahwa operasi militer akan memasuki tahap pertempuran jarak dekat.
Di Washington, bakal presiden AS, Barack Obama menyatakan, ia akan segera mengurus konflik Israel-Palestina begitu dilantik tanggal 20 Januari mendatang. Saat ini, ia sedang menyiapkan tim untuk proses perdamaian Timur Tengah, sehingga sejak hari pertama menjabat, pemerintahnya akan mengurus konflik itu. Kami akan berbicara dengan semua aktor di sana, kata Obama. Ia menambahkan, prinsip dasar setiap negara adalah melindungi warganya. (hp)