Israel Ancam Invasi Militer ke Jalur Gaza
12 Februari 2008Menteri pertahanan Ehud Barak mengumumkan, Israel akan meningkatkan serangan udara dan dari darat serta menyiapkan invasi militer ke Jalur Gaza. Akibat serangan roket dari Jalur Gaza, hari Sabtu lalu dua warga Israel di kota Sderot luka parah. Akan tetapi di Israel sendiri juga terdapat suara-suara kritis, menyangkut perlakuan pemerintahan Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.
Ratusan warga Israel menggelar aksi protes di depan kantor kementrian pertahanan di Tel Aviv, mengecam pemerintah yang dinilai kurang tegas menangani serangan roket dari Jalur Gaza. Tekanan bertubi-tubi dari rakyatnya sendiri terhadap pemerintah Israel menunjukkan hasil. Semua politisi kini menuntut tindakan lebih keras terhadap kelompok militan Palestina di Jalur Gaza.
Khususnya menteri dalam negeri Israel Meir Scheetrit menunjukan sikap kerasnya : “Kita harus mendemonstrasikan kekuatan. Kawasan dari mana teroris beroperasi kita bersihkan. Usir warga di kawasan itu dari rumahnya dan kita hancurkan semuanya. Dengan begitu mereka baru tau rasa.“
Menteri pertahanan Ehud Barak juga sudah memerintahkan militer bersiap untuk melancarkan operasi militer besar-besaran ke Jalur Gaza. Selain itu, Israel terus mengurangi pasokan listrik ke Jalur Gaza. Mahkamah Agung Israel telah mengizinkan dijatuhkannya sanksi terhadap seluruh warga sipil di Jalur Gaza.
Sebuah tindakan hukum yang dinilai tidak masuk akal oleh pengacara Israel, Sari Bashi : “Pimpinan Israel tidak berpikir panjang. Mereka mencoba menghukum warga sipil di Jalur Gaza. Proses perdamaian kini berlandaskan pada hukuman dan isolasi warga di Jalur Gaza. Tindakan ini amat picik. Kita tidak bisa mengurangi hak manusia, agar menjadi miskin dan membuat mereka tergantung dari bantuan, tapi setelah itu mengharapkan adanya pemecahan diplomatis dan hubungan lebih baik.“
Sari Bashi yang ketua organisasi hak asasi manusia di Israel lebih jauh mengatakan, masalah mendasarnya adalah terus berlanjutnya pendudukan Isarel di Jalur Gaza. Dampaknya kelompok ekstrimis semakin menguat. Tapi dalam waktu bersamaan ia juga mengimbau dihentikannya serangan roket kelompok militan Palestina.
Sementara itu Hamas juga menanggapi serius ancaman Israel yang akan melancarkan invasi militer besar-besaran ke Jalur Gaza. Sejak beberapa hari terakhir ini para pimpinan politik Hamas termasuk PM Ismail Haniyah tidak lagi tampil di depan publik. Mereka kini bermalam di lokasi yang disebut rumah aman, menghindari lokasi yang ramai, tidak menggunakan mobil serta mematikan semua ponsel miliknya. Para pimpinan Hamas takut terlacak oleh militer Israel, dan dapat dibunuh melalui serangan udara. Namun dalam waktu bersamaan sayap militan Hamas juga melontarkan ancaman balasan, jika pimpinannya dibunuh, Israel harus membayar mahal untuk aksinya.