Internasional Kritik Rencana Pemukiman Baru Israel
11 Maret 2008Iklan
Proses perdamaian di Timur Tengah tinggal seujung rambut mendekati kegagalan, menyusul rencana Israel membangun lebih banyak pemukiman bagi warganya di wilayah timur Yerusalem. Pernyataan Sekjen Liga Arab Amr Mussa yang disampaikan Selasa (11/03) menyebutkan pula, proses perdamaian menuju pada kegagalan karena tidak adanya keinginan dari pihak Israel untuk mencapai perdamaian. Aktivitas pemukiman di wilayah Palestina yang diduduki Israel dalah isyarat kuat tentang itu, kata Mussa.
Sekjen PBB Ban Kii Moon mendesak pemerintah Israel untuk menghentikan rencana membangun pemukiman baru bagi warganya. Setiap perluasan pembangunan pemukiman melanggar kewajiban Israel terhadap peta perdamaian Road Map dan melanggar hukum internasional.
Peta menuju perdamaian yang digagas Perserikatan Bangsa Bangsa, Uni Eropa, Amerika Serikat dan Rusia, menyerukan pada Israel untuk membekukan pembangunan pemukiman dan pada Palestina agar menghentikan kekerasan.
Menlu AS Condoleezza Rice dalam pertemuan dengan Menlu Israel Tzipi Livni hari Senin (10/03) di Washington, mendesak kedua pihak untuk menghormati kewajiban mereka yang ditetapkan peta perdamaian. AS mengkritik rencana pemukiman baru Israel sama sekali tidak menolong proses perdamaian yang rentan di kawasan itu.
Pemerintah Palestina mengatakan, pembangunan pemukiman akan menggagalkan upaya untuk melanjutkan proses perdamaian yang sebagian besar mandek setelah dihidupkan kembali di Annapolis November 2007.
Pihak Israel sendiri tampaknya melihat hal yang sebaliknya. Otniel Schneller anggota parlemen Israel Knesset mengatakan, "Aktivitas ini akan membangun konsep perdamaian karena Israel akan melanjutkan membangun di blok-blok pemukiman, kami tidak membangun di luar blok. Karena itu saya pikir proyek pembangunan ini akan membentuk proses perdamaian di masa depan."
Namun kritik dunia internasional terus berdatangan. Presiden Israel Shimon Peres yang berkunjung hari Senin (10/03) ke Paris untuk mengupayakan hubungan bilateral yang lebih erat juga disambut kritik serupa. Presiden Prancis Nikolas Sarkozy mengatakan kepada Peres bahwa sebagai teman ia mengatakan, keamanan Israel tergantung pada penghentian pembangunan pemukiman.
Juru bicara Presiden Prancis, David Martinon, mengatakan, Sarkozy juga megnatakan kepada Peres bahwa ia yakin, jaminan terbaik bagi keamanan Israel adalah pendirian negara Palestina yang modern, demokratis dan bisa berlangsung sebelum tahun 2008 berakhir.
Akhir pekan lalu Israel mengumumkan rencana untuk membangun pemukiman baru terdiri dari 400 rumah di wilayah timur Yerusalem yang dianeksasi dan lebih dari 700 rumah baru di wilayah Tepi Barat yang diduduki.
Kritik terhadap rencana Israel juga disampaikan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Javier Solana dan Menlu Jerman Frank Walter Steinmeier. (rp)
Iklan