Santo Milenial Pertama: Carlo Acutis, Si ‘Influencer’ Tuhan
8 September 2025Remaja Italia yang meninggal dunia karena leukemia di tahun 2006 saat usianya baru 15 tahun, Carlo Acutis, pada hari Minggu (09/09) resmi dinyatakan sebagai santo dalam Gereja Katolik, dan jadi milenial pertama yang dikanonisasi.
Remaja kelahiran London ini dijuluki "influencer Tuhan" karena sangat aktif menyebarkan nilai-nilai keimanan lewat internet dan media sosial sepanjang hidupnya yang singkat. Ia dikanonisasi oleh Paus Leo XIV dalam sebuah upacara di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Misa itu dihadiri puluhan ribu orang, termasuk keluarganya.
Dulu, Pier Giorgio Frassati, anak muda Italia pecinta gunung yang meninggal karena polio di tahun 1925 saat berusia 24 tahun, juga diangkat jadi santo.
"Santo Pier Giorgio Frassati dan Carlo Acutis adalah ajakan buat kita semua, terutama anak muda, untuk tidak 'menyia-nyiakan' hidup, tapi mengarahkan hidup ke Tuhan dan membuat hidup kita jadi mahakarya," papar Paus Leo dalam homilinya, di depan permadani raksasa yang terbentang di fasad Basilika Santo Petrus dengan gambar kedua anak muda itu.
"Bahkan waktu mereka diserang penyakit dan hidupnya di dunia berakhir di usia muda, itu pun tak bikin mereka berhenti, tak juga bikin mereka berhenti mengasihi, atau berhenti menyerahkan diri kepada Tuhan," lanjut beliau.
'Santo siber' Acutis
Acutis, yang lahir di London tahun 1991 dari orang tua berkewarganegaraan Italia, besar di Milan. Meskipun keluarganya tidak terlalu religius, anak muda ini jadi Katolik yang amat taat, rutin ikut misa harian dan dikenal karena kebaikannya, suka membela teman yang dirundung dan sering bagi-bagi makanan serta kantong tidur buat gelandangan.
Tapi sisi lain hidupnya cukup 'out of the box'. Sebagai gamer 'hardcore', Acutis belajar coding dasar secara otodidak dan menggunakan ketrampilannya itu buat mendokumentasikan mukjizat dan hal-hal lain soal iman Katholik secara online.
Jasad si "santo siber", yang kerap pakai jeans kekinian dan sepatu Nike ini, sekarang disimpan dalam peti kaca di Kota Assisi, Italia, dan tahun lalu dikunjungi lebih dari sejuta peziarah.
Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Acutis: Santo milenial buat anak muda
Acutis punya pengaruh kuat bagi anak muda Katolik, dan banyak dari mereka hadir di acara kanonisasinya di Vatikan. "Saya senang melihat begitu banyak anak muda!" kata Paus Leo sebelum misa dimulai.
"Dia bisa banget menyatukan kehidupan sehari-hari - sekolah, main bola, dan hobinya sama IT dan komputer - dengan iman yang gak goyah," kata Filippo Bellaviti, berusia 17 tahun, ke kantor berita AFP.
"Lihat orang-orang dari begitu banyak negara yang hadir, kelihatan sekali banyaknya rasa sayang ke Carlo atas apa yang dia lakukan," imbuhnya.
Eleanor Hauser, 15 tahun, yang sedang study tour ke Italia dari negara bagian North Carolina di Amerika Serikat mengatakan kalau dia tahu soal Acutis dari neneknya yang Katolik.
"Itu menunjukkan kalau kamu bisa ngelakuin hal besar walaupun masih muda, kamu bisa memberi dampak ke dunia tak peduli umurmu berapa," kata dia.
Bagaimana bisa menjadi santo?
Buat jadi santo itu prosesnya panjang dan super ketat, termasuk investigasi dari tim ahli Vatikan yang mengecek apakah dua mukjizat wajib itu sungguh terjadi.
Mukjizat yang dikaitkan sama Acutis antara lain, ia menyembuhkan anak di Brasil yang punya kelainan langka di pankreas, dan pemulihan siswi dari Kosta Rika yang luka parah dalam kecelakaan lalu lintas.
Ibu Acutis, Antonia Salzano mengatkan anaknya itu bukti bahwa "kita semua terpanggil buat jadi orang suci. Semua orang itu spesial."
Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris
Diadaptasi oleh: Ayu Purwaningsih
Editor: Yuniman Farid