India Buru Pelaku Penembakan Brutal 26 Turis di Kashmir
23 April 2025Sedikitnya 26 orang tewas setelah kelompok bersenjata melepaskan tembakan pada Selasa (22/04) di dekat kawasan wisata di wilayah Kashmiryang dikuasai India, menurut pejabat setempat.
Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi menyebut penembakan ini sebagai "serangan teroris". Insiden ini juga menyebabkan sejumlah orang luka-luka.
Sebagian besar korban tewas adalah wisatawan asal India. Menurut media lokal, beberapa turis asing juga dilaporkan menjadi korban.
Serangan terhadap warga sipil terbesar di Kashmir
Penembakan terjadi di kawasan wisata Pahalgam, sekitar 90 kilometer dari Srinagar, ibu kota musim panas wilayah yang disengketakan ini.
Kepala Menteri Omar Abdullah menyatakan bahwa "serangan terhadap warga sipil ini jauh lebih besar dibanding serangan yang pernah terjadi sebelumnya dalam beberapa tahun terakhir."
Menurut laporan media India, kelompok militan The Resistance Front (TRF), yang dianggap sebagai pecahan dari kelompok militan teror Lashkar-e-Taiba, mengklaim bertanggung jawab atas penembakan ini.
Kelompok Lashkar-e-Taiba juga pernah melakukan serangkaian serangan besar di Mumbai pada November 2008 yang menewaskan 166 orang.
Lewat unggahan di media sosial X, Gubernur wilayah tersebut, Manoj Sinha, mengecam "serangan teroris para pengecut itu terhadap wisatawan.” Ia menambahkan, "Saya pastikan pelaku serangan biadab ini tidak akan lolos dari hukuman.”
Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Modi.
"Pelaku aksi keji ini akan diadili... Mereka tidak akan dibiarkan lolos! Rencana jahat mereka tidak akan berhasil. Tekad kami melawan terorisme tidak akan goyah dan justru akan semakin kuat,” tulis Modi di X.
Modi juga mempersingkat kunjungannya ke Arab Saudi setelah mendengar kabar serangan ini.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump juga turut mengutuk penembakan ini. Ia menelpon Modi untuk menyampaikan "dukungan penuh,” menurut Kementerian Luar Negeri India.
Trump juga menyebut serangan itu "sangat mengganggu”, lewat unggahannya di platform Truth Social. Seorang juru bicara Gedung Putih menyebut insiden ini sebagai "serangan teroris brutal.”
Kashmir tetap menarik wisatawan meski penuh risiko
Kelompok pemberontak anti-India di wilayah mayoritas Muslim ini telah melancarkan berbagai aksi pemberontakan bersenjata sejak 1989.
Mereka menuntut kemerdekaan atau ingin wilayah ini bergabung dengan Pakistan. Islamabad menguasai sebagian kecil wilayah di Kashmir, dan seperti India, Pakistan juga mengklaim Kashmir masuk ke wilayah kekuasaannya.
India menuduh gerakan pemberontakan di Kashmir ini didukung oleh Pakistan, tapi Pakistan telah membantah itu dan mengatakan pihaknya hanya mendukung aspirasi rakyat Kashmir untuk menentukan nasib mereka sendiri.
Puluhan ribu warga sipil, pemberontak, hingga pasukan pemerintah telah tewas akibat konflik ini.
India diperkirakan akan menempatkan sekitar 500.000 tentara secara permanen di wilayah ini. Sejak pemerintahan Modi mencabut status otonomi terbatas Kashmir pada 2019, pertempuran mulai berkurang.
Sejak itu, pemerintah juga gencar mempromosikan Kashmir sebagai tujuan wisata, mulai dari wisata bermain ski saat musim dingin, hingga tempat sejuk untuk menghindari suhu ekstrem saat musim panas.
Menurut data resmi, sekitar 3,5 juta wisatawan mengunjungi Kashmir sepanjang tahun 2024, di mana sebagian besarnya adalah wisatawan domestik.
Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris
Diadaptasi oleh Khoirul Pertiwi
Editor: Hendra Pasuhuk