Gaza Terbagi Utara dan Selatan
4 Januari 2009Jalan-jalan Gaza-City sepanjang hari kosong. Beberapa helikopter tempur Israel tampak di udara. Dari waktu ke waktu helikopter-helikopter itu menembakkan sejumlah roket tanpa henti. Menurut keterangan Palestina pesawat tempur Israel melancarkan serangan baru setiap 20 menit. Tembakan artileri juga terdengar di kawasan Palestina itu.
Beberapa warga Palestina terpaksa harus meninggalkan rumah, karena mereka membutuhkan bahan makanan. Di depan toko roti banyak orang mengantri makanan. Tetapi pukul 12 lewat 15 tentara Israel sampai ke daerah pusat perbelanjaan di Gaza-City. Sejumlah warga sipil tewas dan banyak lainnya luka-luka.
Walaupun jumlah warga sipil yang tewas sudah banyak, Presiden Israel Shimon Peres menegaskan, Israel tidak memerangi warga Palestina di Jalur Gaza, melainkan organisasi radikal Hamas. Tembakan roket oleh Hamas ke kota-kota Israel harus dihentikan. Demikian dikatakan Peres. Sejauh ini upaya untuk menghentikan serangan roket Hamas belum ada hasilnya. Tetapi Shimon Peres yang pernah mendapat hadiah Nobel perdamaian mengatakan, keadilan ada di pihak Israel.
Jalur Gaza Terbagi Dua
Hari Minggu kemarin (04/01) tentara Israel berhasil menguasai jalur lalulintas utama di Jalur Gaza. Dengan demikian wilayah itu terbagi dua, utara dan selatan. Panser dan pasukan infanteri Israel sudah berhasil masuk wilayah Jalur Gaza hingga bekas pemukiman Yahudi Netzarim di dekat pantai. Demikian keterangan saksi mata. Dari daerah itu tentara memblokir hubungan lalulintas dari utara ke selatan.
Pertempuran antara warga Palestina yang bersenjata dan tentara Israel dilaporkan dari bagian utara daerah pantai dan dari daerah sekitar Gaza City. Militer Israel menyatakan, mereka mengambil tindakan terhadap orang-orang dalam struktur komando Hamas. Seorang komandan Hamas luka-luka dalam serangan yang diarahkan terhadapnya dan seorang warga militan lainnya tewas.
Warga Sipil Menjadi Korban
Menurut keterangan dokter-dokter Palestina, warga sipil yang paling banyak menjadi korban. Bagi dokter-dokter di rumah sakit pekerjaan mereka menjadi siksaan. Mereka tidak dapat mengatasi semakin banyaknya jumlah orang yang harus ditolong dari luka-luka akibat serangan. Masalah yang paling besar adalah listrik yang sering mati.
Demikian dikatakan pemimpin rumah sakit Shiffa, Hassan Khalaf. Ia menjelaskan, rumah sakit itu tergantung sepenuhnya pada generator, dan generator-generator mereka perlu banyak bahan bakar disel. Tapi bukan itu saja masalahnya, jika salah satu generator itu rusak akibat serangan, maka itu benar-benar kejahatan. Bagi dokter Hassan Khalaf, jika itu terjadi, berarti serangan diadakan langsung terhadap rumah sakit.
Sekarang sedikitnya 27 orang berada di stasiun gawat darurat. Di rumah sakit itu juga ada 30 bayi. Ruang operasi ada 12 dan yang luka berat banyak sekali. Mereka pasti meninggal jika listrik mati. Demikian keterangan dokter Hassan Khalaf
Hamas Tidak Indahkan Warga Sipil
Dalam konflik ini, Hamas juga tidak mengindahkan keselamatan warga sipil. Organisasi radikal itu terus berpegang pada ideologinya. Organisasi itu menyatakan, operasi masih berada di fase awal. Para pejuangnya sudah berada di posisi dan berusaha menghalangi pasukan Israel.
Selain militer saat ini tidak seorangpun tahu, sekuat apa perlawanan warga Palestina yang bersenjata. Departemen pertahanan Israel menyatakan hari Minggu kemarin (04/01) seorang tentara tewas, tiga luka berat, dan sejumlah lainnya luka ringan. Secara keseluruhan Menteri Pertahanan Ehud Barak menyatakan puas dengan operasi yang dijalankan. Menurut Ehud Barak, serangan darat berjalan sesuai rencana dan aksi ini juga akan diperluas sesuai keperluan.
Protes di Tepi Barat Yordan
Sementara itu di wilayah Palestina lainnya yang diblokade, yaitu Tepi Barat Yordan, ratusan warga Palestina kembali turun ke jalan dan berdemonstrasi menentang serangan terhadap Jalur Gaza. Tentara Israel menembak mati seorang warga Palestina. Dikatakan, orang itu berdiri bersama sekelompok orang yang melemparkan batu. Sementara itu seorang polisi penjaga perbatasan luka-luka akibat bentrokan dengan beberapa orang Palestina.
Berkaitan dengan kekerasan terakhir politisi Palestina, Saeb Erekat memperingatkan akan kemungkinan bertambahnya kekerasan. Ia mengatakan, pemerintah Israel tidak mungkin percaya, bahwa dengan cara ini mereka bisa mencapai keamanan dan perdamaian. "Ini hanya akan mempertajam krisis, kekerasan dan reaksinya serta memperkuat kaum ekstrimis," demikian dikatakan Erekat.
Sebagian besar rakyat Israel mendukung serangan darat terhadap Hamas. Pemimpin dewan untuk politik luar negeri dan keamanan di parlemen Israel Knesset, Tzachi Hanegbi membenarkan serangan darat. Menurutnya serangan roket oleh Hamas atas daerah pemukiman warga sipil tidak bisa diatasi hanya melalui serangan udara. Daerah asal serangan harus ditaklukkan. Demikian Hanegbi.
Hamas Lanjutkan Serangan
Sementara itu jurubicara Hamas, Ismail Radwan mengatakan, organisasinya akan berjuang hingga tetes darah terakhir. Walaupun Israel melakukan serangan besar, Hamas tetap melancarkan tembakan roket ke wilayah Israel. Sedikitnya delapan roket Kassam dan dua roket Grad menghujam daerah Israel selatan. Akibat serangan lima orang di kota Sderot, di timur laut Jalur Gaza, luka ringan.
Hamas menyatakan, dalam pertempuran di Jalur Gaza mereka berhasil menangkap dua tentara Israel. Sedangkan juru bicara militer Israel mengatakan tidak mendapat laporan tentang penangkapan tersebut. (ml)