040109 Nahost Gewalt
4 Januari 2009Pagi hari Minggu, jalan-jalan sepi di Gaza City. Penduduk yang mencari perlindungan diam di dalam rumah atau bersembunyi di antara puing rumah yang masih berdiri. Ada juga yang bersembunyi di bawah tanah. Setiap orang berharap bahwa keluarga mereka selamat dari serangan, begitu tutur seorang warga Palestina.
Di malam hari kembali terdengar ledakan -ledakan di mana-mana. Pasukan artileri terus beroperasi di kota Gaza dan kawasan sekitarnya. Militer Israel menerangkan bahwa target mereka adalah pos-pos komando Hamas. Israel akan menghancurkan atau setidaknya melemahkan Hamas. Namun pemimpin Hamas tidak bersedia untuk mengalah dan sejak pagi hari Minggu, serangan roket kembali meluncur ke wilayah Israel.
Jalur Gaza sekarang terbelah, begitu laporan saksi mata Palestina. Sejak pasukan darat mulai bergerak, panser-panser Israel yang dikawal oleh pesawat-pesawat tempur sudah menyusup jauh ke pedalaman wilayah Palestina. Sementara itu, angkatan laut Israel menyerang dari laut, menghambat warga Palestina untuk bergerak di kawasan pesisir. Kantor berita Maan News melaporkan, Gaza-City kini terisolasi dari kawasan pesisir lainnya.
Seruan gencatan senjata pun terdengar dari masyarakat Internasional. Meskipun begitu Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak masih akan berlanjut. Ia kembali menegaskan, Israel ingin agar operasi ini bisa menghentikan semua penembakan roket terhadap kota-kota Israel oleh kaum radikal Palestina. "Serangan darat diperlukan untuk menyelesaikan tugas kami. Sejak awal ofensiv ini saya katakan, bahwa aksi ini akan diperluas dan diperhebat apabila perlu. Kebutuhan untuk itu kini ada. Tujuannya agar kegiatan bermusuhan yang dilakukan di Gaza terhadap warga Israel berakhir dan terjadi perubahan mendasar dalam situasi di kawasan Selatan ini", begitu ungkap Ehud Barak.
Serangan darat Israel bertujuan menduduki kawasan yang selama ini dipakai kaum radikal Palestina untuk meluncurkan roket ke Israel. Apabila serangan-serangan roket itu tidak berhenti, kawasan jalur Gaza akan dipecahbelah lebih jauh. Demikian tutur seorang jurubicara militer Israel.
Militer Israel menyatakan, sejak Sabtu malam sudah tiga puluh tentara Israel yang terluka, dua diantaranya mengalami cedera berat. Dokter-dokter di Gaza menyatakan, bahwa dalam pertempuran pertama sudah banyak warga Palestina yang tewas. Disebutkan, korban Palestina bukan saja militan yang bersenjata, melainkan juga warga sipil.
Sementara itu Hamas menegaskan posisinya. Hamas tidak akan menghentikan perlawanannya terhadap invasi maupun menghentikan serangannya terhadap kota-kota Israel. Sikap ini sudah diantisipasi oleh militer Israel.
Seorang jurubicara militer Israel mengatakan, dari awak sudah diperkirakan bahwa ofensiv terhadap jalur Gaza bukan merupakan operasi singkat: "Tidak ada batasan waktu. Kami akan melakukan semua yang perlu dikerjakan sampai tugasnya tuntas. Saya tidak meragukan, bahwa kami akan menang, bersama dengan warga di Selatan dan para tentara yang disertai oleh doa-doa warganya. Memang tidak akan mudah dan akan ada masa-masa yang berat. Tapi kami tidak punya kesempatan lain dan pasti akan sukses. "
Sejak Sabtu malam dan bahkan sebelumnya, warga sipil Palestina di jalur Gaza berusaha melarikan diri dan pertempuran dan serangan terhadap pemukiman mereka. Banyak kawasan perumahan yang hancur. Sementara banyak warga yang menolak menuruti tuntutan pasukan Israel untuk meninggalkan rumah mereka. Juga rena tidak tahu mau melarikan diri kemana. Dengan pengepungan kawasan pesisir, rakyat Palestina tak punya peluang melarikan diri. Organisasi-organisasi bantuan memperingatkan bahwa air, pangan dan pbat-obatan sudah sangat kurang. (ek)