Emei Kung Fu Bikin Para Nona Tergiur Jadi Jawara
Emei Kung Fu Girls adalah kelompok seni bela diri yang beranggotakan perempuan. Di media sosial, video-video mereka yang memukau telah menginspirasi generasi baru gadis muda untuk belajar teknik bertarung kuno ini.
Presisi dan fokus
Di Cina, di antara kuil-kuil bersejarah dan gedung-gedung pencakar langit modern, generasi baru seniman bela diri perempuan bermunculan. Di pegunungan Provinsi Sichuan, para perempuan muda ini mendedikasikan diri mereka pada kung fu. Gadis-gadis Emei Kung Fu memberikan kehidupan baru pada seni bella diri kuno ini, dan memelopori tren keterampilannya lewat media sosial.
Rajin latihan agar sempurna
Ren Nianjie mengunjungi akademi kung fu Emei di Sichuan. Ia kemudian ingin mempelajarinya di universitas. Rutinitas latihan hariannya berat dan dapat berlangsung hingga tujuh jam, hanya diselingi oleh waktu istirahat makan siang. Para siswa sering menggunakan waktu istirahat makan siang untuk tidur siang guna mengisi ulang tenaga mereka di paruh kedua hari itu.
Kekuatan dan martabat
Kung fu bukan hanya teknik bertarung, tetapi juga memiliki dimensi spiritual yang menekankan konsentrasi dan disiplin diri. Menguasai teknik-tekniknya membutuhkan kesabaran dan ketekunan selama bertahun-tahun. Selain Shaolin dan Wudang, Emei adalah bentuk kung fu yang kurang dikenal. Emei Kung Fu Girls kembali mengangkatnya ke permukaan dengan penampilan mereka di media sosial yang memukau.
Tersembunyi di pegunungan
Beberapa tahun terakhir, Akademi Emei, yang terletak di Gunung Emei berjuang dengan jumlah anggota yang makin sedikit. Namun, sebuah video viral di internet oleh Emei Kung Fu Girls, membangkitkan minat baru terhadap seni tersebut, dan terhadap sekolah kung fu itu. "Kami tidak menyangka akan mendapatkan begitu banyak perhatian tepat setelah debut kami," kata pendekar Ma-Zhao Lingyun.
Super gaya
Duan Ruru (kanan) adalah anggota pendiri Emei Kung Fu Girls. Kelompok yang semuanya perempuan ini terdiri dari sembilan petarung dan menginspirasi gadis-gadis muda untuk bergabung dalam bidang tradisional yang didominasi oleh laki-laki. "Sejak kecil, saya sudah mencintai seni bela diri," kata Duan kepada Taipei Times. "Saya pikir gadis-gadis yang belajar seni bela diri itu sangat gaya."
Mulai dari dini
Akademi Emei kini menerima lebih banyak anak perempuan di kelas mereka. Bahkan anak perempuan kecil pun dapat bergabung. Seni bela diri Emei memiliki sejarah yang kaya selama lebih dari 3.000 tahun. Pada tahun 2008, seni ini dinyatakan sebagai Warisan Budaya Takbenda Nasional. Kota Emeishan secara rutin menyelenggarakan acara internasional untuk mempromosikan seni bela diri ini di seluruh dunia.