Akibat Tarif Trump, Ekonomi Jerman Bakal Mandek Lagi
25 April 2025Pemerintah Jerman memprediksikan pertumbuhan ekonominya nol tahun ini. Kebijakan perdagangan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump jadi alasannya.
"Satu alasan utama terkait hal ini yaitu kebijakan perdagangan Donald Trump yang berdampak terhadap Jerman,” ujar Menteri Ekonomi Robert Habeck pada hari Kamis(24/3).
Habeck mengatakan sangat sedikit harapan bagi negara ekonomi terbesar di Eropa itu untuk pulih setelah menghadapi resesi dua tahun berturut-turut.
Ekonomi Jerman menyusut sebesar 0,3% pada 2023 dan 0,2% pada 2024.
Apa dampak tarif Trump terhadap perekonomian Jerman?
Uni Eropa (UE) sedang mencoba bernegosiasi dengan Washington untuk mencegah penerapan tarif sebesar 20% untuk barang-barang dari yang berasal dari blok tersebut.
Amerika Serikat adalah mitra dagang terbesar Jerman dan Habeck mengatakan bahwa tarif Trump "menghantam ekonomi Jerman lebih keras daripada negara-negara lainnya.”
"Kebijakan perdagangan AS yang mengancam dan memberlakukan tarif memiliki dampak langsung pada ekonomi Jerman, yang sangat berorientasi pada ekspor,” kata Habeck.
Tarif AS, yang mencakup bea masuk 10% untuk semua impor dan tarif 25% untuk mobil, aluminium, dan baja, telah menghantam sektor-sektor utama Jerman yang berbasis ekspor seperti industri otomotif dan farmasi.
Di tengah ‘hantaman' AS, perusahaan-perusahaan otomotif dan mesin Jerman masih harus bersaing ketat dengan Tiongkok.
"Mitra-mitra dagang besar Jerman seperti Cina dan AS, serta tetangga kita, Rusia, membuat kita berada dalam masalah,” ujar Habeck.
Bank sentral Jerman memperingatkan ‘resesi kecil' mungkin terjadi
Namun, proyeksi Habeck dan pemerintah Jerman masih lebih optimistik dibanding Bundesbank (bank sentral Jerman).
Berbicara di sela-sela pertemuan Spring Meetings of The World Bank Group and International Monetary Fund di Washington, Presiden Bundesbank Joachim Nagel mengatakan bahwa skenario terbaik adalah stagnasi.
Dia tidak dapat mengesampingkan terjadinya "sedikit resesi pada tahun 2025,” dan menambahkan bahwa periode "yang penuh ketidakpastian” ini belum berakhir.
Perekonomian Jerman telah terperosok ke dalam krisis ekonomi dalam beberapa tahun terakhir, dengan lonjakan inflasi setelah ‘diterjang' pandemi virus corona dan ‘disusul' invasi Rusia ke Ukraina.
Habeck berharap paket belanja baru senilai ratusan miliar euro dapat membantu menghidupkan kembali perekonomian di bawah pemerintahan konservatif Friedrich Merz, yang diperkirakan akan mulai memimpin Jerman pada awal Mei 2025.
Artikel pertama kali diterbitkan dalam bahasa Inggris
Diadaptasi oleh: Sorta Caroline
Editor: Hendra Pasuhuk