Dua Tentara Jerman Tewas di Kundus
20 Oktober 2008Bundeswehr diserang saat melakukan konvoi di provinsi Kundus, Afghanistan Utara. Lima orang anak juga tewas dalam serangan itu. Demikian menurut keterangan pemerintah. Kelompok islam radikal Taliban menyatakan bertanggung jawab atas pembunuhan itu.
Akhir-akhir ini memang terlihat peningkatan tanda-tanda bahwa provinsi Kundus semakin berbahaya. Tentara Jerman kembali menjadi sasaran dan korban serangan bunuh diri. Dalam pembicaraannya dengan pemancar stasiun radio Jerman ARD Asia Selatan, Gubernur provinsi Kundus Mohammed Omar menegaskan serangan berdarah itu:
„Ketika tentara Jerman dan polisi serta angkatan bersenjata Afghanistan menuju sebuah wilayah yang dicurigai untuk melakukan sebuah operasi, seorang pelaku bunuh diri meledakkan dirinya di dekat konvoi. Pelaku serangan mengendarai sepeda dan mengenakan rompi berisikan bahan peledak."
Seperti yang dituturkan gubernur Kundus, serangan itu juga menewaskan lima anak-anak yang sedang bermain di dekat lokasi kejadian. Dua anak dan dua tentara lainnya cedera. Melihat serangan-serangan sebelumnya, para ekstrimis jelas tidak mempedulikan adanya korban sipil. Pasukan perlindungan internasional ISAF di Afghanistan mengkonfirmasi tewasnya kedua tentaranya dan kelima anak. Tidak lama setelah kejadian, kelompok Taliban menyatakan bertanggung jawab atas serangan. Dalam situs internet milik Taliban, seorang juru bicaranya menyatakan bahwa pelaku serangan bunuh diri itu bernama Islamuddin. Kelompok ekstrimis tersebut bertujuan untuk menghancurkan pasukan negara barat melalui serangan-serangan yang berujung dengan pengusirannya dari Afghanistan. Beberapa hari yang lewat, gubernur Kundus Mohammed Omar mengutarakan bahwa angka pengangguran di provinsinya sangat tinggi. Karena itu para warga semakin putus asa dan dengan demikian, kesediaan untuk mendukung teror meningkat:
„Ada banyak Taliban di wilayah ini. Tapi Al Qaida juga aktif di Kundus, karena dulu wilayah ini merupakan salah satu markas besarnya. Taliban memberikan uang untuk membeli bahan peledak dan untuk serangan bunuh diri kepada orang-orang yang menganggur. "
Serangan maut itu terjadi di distrik yang sama di dekat kota Kundus, di mana akhir bulan Agustus lalu seorang tentara Jerman berpangkat sersan mayor, tewas. Kendaraan yang ditumpanginya terkena bom jebakan. Ini dapat dilihat sebagai pertanda bahwa Kundus dan daerah sekelilingnya tambah berbahaya bagi pasukan barat. Dalam wawancara dengan stasiun radio ARD Asia Selatan pekan lalu, panglima komando daerah utara, Jürgen Weight menjelaskan bahwa bahaya di Kundus juga ada kaitannya dengan masa lalu provinsi tersebut:
„Kundus sejak lama merupakan markas besar Taliban. Di sana hubungan kalangan tertentu dari masa lampau tentunya juga masih ada hingga saat ini. Yang pasti adalah: dalam wilayah yang termasuk wewenang saya ada orang yang harus diamati secara khusus."
Tahun yang lalu tiga tentara Jerman juga tewas di kota Kundus. Mereka saat itu sedang menuju sebuah pasar untuk berbelanja. Dan kini pasukan Jerman kembali kehilangan tentaranya di Afghanistan, justru setelah parlemen menyetujui perpanjangan mandat misinya beberapa hari yang lalu. (cs)