Di Tengah Perundingan Baru, Israel Serang Jalur Gaza
15 Januari 2008Namanya Mahmud Zahar, bekas menteri luar negeri Palestina. Ia benar-benar menampilkan gambaran sebagai wakil garis keras Hamas, kelompok Radikal Pelstina. Mahmud Zahar merupakan satu-satunya pendiri Hamas yang masih hidup. Namun anak-anaknya mengalami nasib yang berbeda.
Selasa (15/01), seorang anaknya baru berusia 24 tahun, Husam Zahar, meninggal. Ia tewas dalam pertempuran dengan Israel. Padahal lima tahun lalu Mahmud Zahar sudah kehilangan seorang putra. Juga akibat serangan Israel. Mahmud Zahar saat menerima berita duka tentang kematian anaknya:
"Inilah hasil dari kunjungan Bush. Presiden Bush yang mendorong warga Israel untuk membunuh orang Palestina. Makanya mereka gunakan semua cara untuk membela diri.“
Husam Zahar adalah salah satu dari 16 milisi, termasuk sedikitnya tiga warga sipil, yang tewas dalam serbuan Israel di Jalur Gaza, Senin (14/01) malam.
Saat itu Israel mengerahkan tank, buldoser dan helikopter ke Zeitun, sebuah kawasan yang terletak di bagian timur Gaza-City. Awalnya mereka menyerang rumah seorang anggota milisi, kemudian Hamas membalas. Akhirnya terjadi baku tembak antara Hamas dan tentara Israel.
Juru bicara militer Israel mengaku hanya menyerang 'infrastruktur teror' di bagian utara jalur Gaza. Mereka berdalih, serangan dilancarkan dengan tujuan mencegah serangan roket dan mortir ke wilayah Israel yang diluncurkan dari Gaza, yang sudah berlangsung beberapa bulan terakhir.
Dalih itu ditolak para tokoh Palestiona. Pemimpin kelompok Hamas Ismael Haniya, yang juga bekas perdana menteri Palestina:
"Ini kejadian seperti biasa: para putra pemimpin ikut berjuang di barisan paling depan. Darah mereka adalah kutukan para penyerang dan kutukan terhadap tentara pendudukan. Aksi pembantaian kaum zionisme ini, hari demi hari akan semakin mendorong rakyat Palestina dalam menuntut hak mereka.“
Kecaman juga dilontarkan oleh Presiden Palestina Mahmud Abbas, yang merupakan lawan politik Hamas:
"Hari ini terjadi pembantaian terhadap rakyat kami dan kami menyampaikan pesan kepada dunia, kepada Israel dan seluruh rakyat: kami tidak akan diam saja menghadapi kejahatan seperti itu. Dan langkah seperti itu tidak mungkin membawa perdamaian.“
Namun sebaliknya Shimon Peres, presiden Israel menyatakan, Hamaslah yang memulai aksi berdarah ini.
"Berulang kali saya katakan, jika Hamas berhenti menembak, maka kami tidak akan melancarkan tembakan. Namun jika diserang, kami akan melakukan apapun untuk mengakhirinya.“
Kini Israel sudah menarik semua semuan tentaranya dari Gaza. Betapapun, peristiwa ini seperti merupakan olok-olok terhadap perundingan babak baru Israel Palestina, yang mulai berlangsung di Yerusalem sejak Senin (14/01).