Cina Cemaskan Keselamatan Warganya di Pakistan
10 Juli 2007Sejak hampir 40 tahun Cina dan Pakistan memiliki hubungan yang dekat. Beijing merupakan pemasok logistik militer terbesar Islamabad dan Cina merupakan salah satu pemodal asing di Pakistan.
Peristiwa pembunuhan tiga pekerja Cina di ibukota Provinsi Perbatasan Barat Laut, Peshawar hari Minggu lalu merupakan serangan keempat di Pakistan terhadap warga Cina sejak beberapa waktu terakhir. Dikhawatirkan, serangan terakhir tersebut dapat mengancam hubungan baik antara Pakistan dan Cina.
Para pengamat mengaitkan pembunuhan itu dengan serangan seputar Mesjid Merah di Islamabad yang sudah berlangsung sepekan ini. Pihak keamanan Pakistan mengatakan peristiwa itu adalah ‚pembunuhan terarah’ dan kelompok militan Islam garis keras yang memiliki hubungan dengan Mesjid Merah yang dicurigai sebagai dalang pembunuhan tersebut.
Bekas diplomat Pakistan yang pernah bertugas di Cina selama tiga tahun, Tariq Fatimi, berpendapat bahwa ada kemungkinan pemerintah Cina memberikan tekanan terhadap pemerintah Pakistan untuk melancarkan operasi di Mesjid Merah:
„Saya pikir penculikan warga Cina dapat dijadikan puncak di mana pemerintah merasa cukup muak dan harus melakukan sesuatu melawan mereka. Karena tidak hanya warga Eropa yang diserang, tapi juga warga Cina, dan selama ini Cina merupakan sekutu penting bagi Pakistan. Dan ada saat bagi pemerintah Musharraf merasa jika mereka tidak melancarkan operasi terhadap militan Mesjid Merah, pemerintah akan kehilangan simpati karena tidak berperang melawan terror. Dan itu akan mengecewakan negara sekutu dan sahabat Pakistan.“
Konflik di Mesjid Merah dipicu dari penculikan warga Cina pekerja panti pijat yang dicurigai sebagai pekerja seks komersial oleh santri madrasah Mesjid Merah beberapa waktu lalu. Pemerintah di Beijing menyatakan kekhawatirannya dan meminta Pakistan untuk lebih melindungi warga Cina di Pakistan. Direktur Pusat Studi Cina Chinnai Centre di India, DS Rajan mengatakan:
„Sebagian besar insinyur CIna di Pakistan bekerja di empat reaktor nuklir dan gudang senjata seperti reaktor nuklir Chasma. Beberapa dari mereka bekerja di bagian konstruksi di pelabuhan Gwadar yang baru saja selesai dibangun, dan sebagian lagi bekerja dalam proyek pembangunan di kawasan penyangga perbatasan FATA. Tapi saya pikir hal itu tidak merugikan keseluruhan hubungan antara Pakistan dan Cina. Sangat normal bagi Cina untuk khawatir. Tapi memang kerja sama Cina-Pakistan di beberapa proyek penting dapat terganggu akibat situasi yang berkembang di Pakistan akhir-akhir ini. Cina yakin situasinya akan semakin buruk dan itu dapat berpengaruh pada hubungan kerja sama Cina-Pakistan.”
Saat ini terdapat hampir lima ribu warga Cina yang bekerja di Pakistan. Restoran Cina dan salon kecantikan sudah menjadi pemandangan biasa di Pakistan. Bekas diplomat Fatimi yakin terdapat unsur yang berusaha merusak hubungan Cina-Pakistan:
“Warga Cina tetap akan populer di Pakistan. Pihak yang menyerang warga Cina paham tindakan mereka akan merusak citra pemerintah Musharraf dan hubungan dengan Cina.”
Perlahan tapi pasti Pakistan kehilangan negara-negara sahabatnya, tapi pemerintah di Islamabad tetap menjaga hubungan dengan Cina. Apalagi kini Cina juga menjalin hubungan dengan negara tetangga yang juga rival nuklir Pakistan, India.