100908 Japan Premier
10 September 2008Seorang kandidat perempuan dan empat laki-laki mencalonkan diri untuk jabatan ketua Partai Liberal Demokrat Jepang (LDP). Partai LDP memegang mayoritas di Majelis Rendah parlemen sehingga kemungkinan besar, ketua partai yang baru juga menjadi perdana menteri Jepang.
"Slogan kampanye saya adalah politik yang beradab dan reformasi halus. Kebijakan politik yang harus dijalankan tentu berimbas pada rakyat. Tapi, saat ini reformasi sangat dibutuhkan. Karena itu, perubahan tersebut harus dibarengi suasana yang ramah."
Demikian ungkap Kaoru Yosano. Kebijakan politiknya paling dekat dengan politik yang dijalankan Yasuo Fukuda, perdana menteri saat ini. Fukuda secara mengejutkan mengumumkan pengunduran dirinya pekan lalu, setelah menjabat perdana menteri kurang dari setahun. Sama seperti pendahulunya, Fukuda pun tak memberikan alasan logis mengapa ia memilih mundur.
Partai LDP hampir secara berkesinambungan memerintah Jepang sejak 1955. Tarik ulur kekuasaan hanya terjadi di dalam partai. Fraksi-fraksi yang bertikai di pusat kekuasaanlah yang dikatakan bertanggung jawab atas lengsernya sejumlah perdana menteri di masa lalu. Kini, lima orang politisi memperebutkan kepemimpinan partai terkuat Jepang. Kandidat pertama yang mencalonkan diri pekan lalu adalah bekas menteri luar negeri Jepang Taro Aso.
"Pemerintah harus menunda penaikan pajak pertambahan nilai sampai pertumbuhan ekonomi mencapai dua sampai tiga persen. Bila pajak dinaikkan ada bahaya perkembangan ekonomi di negara ini mandeg. Mengembalikan ekonomi Jepang pada haluan yang benar harus menjadi target utama pemerintahan ini."
Aso yang konservatif mendukung program investasi untuk merangsang ekonomi Jepang. Penggemar komik Jepang yang terkenal karena gaya bicaranya yang santai itu sangat populer di masyarakat Jepang. Banyak delegasi menaruh harapan besar pada Aso untuk menjadi kuda hitam partai LDP dalam pemilu parlemen mendatang.
Pengamat politik berspekulasi bahwa perdana menteri mendatang akan membubarkan Majelis Rendah tahun ini. Di Jepang, perdana menteri berhak menetapkan pemilu baru selama empat tahun masa jabatannya. Dan untuk pertama kalinya, seorang perempuan berpeluang menjadi kepala pemerintahan Jepang.
"Di masa lalu, pilihannya selalu antara A dan B, ya atau tidak. Saya ingin menunjukkan bahwa ada pilihan lain. Jepang memiliki banyak sumber daya, yang belum kita manfaatkan. Misalnya, para perempuan Jepang yang menyimpan potensi besar. Saya ingin menggunakan potensi itu. Dalam soal ekonomi, kita harus melakukan deregulasi dan menciptakan lapangan kerja baru serta peluang lebih baik bagi perusahaan kecil."
Yuriko Koike adalah perempuan pertama yang mencalonkan diri untuk memimpin partai LDP. Politisi perempuan yang juga populer di kalangan masyarakat Jepang pernah menjabat Menteri Lingkungan dan Menteri Pertahanan Jepang. Namun, banyak pihak ragu apakah Jepang siap dipimpin seorang perempuan mengingat pembagian peran tradisional antara laki-laki dan perempuan masih lekat dalam masyarakat negeri Sakura.
Selain itu, Koike harus bersaing dengan dua kandidat lain dari fraksi reformis partainya. Persaingan untuk merebut mayoritas suara anggota partai dan delegasi parlemen Jepang pada pemilihan tanggal 22 Septmember mendatang tampaknya akan sangat ketat. (zer)