Bekerja di Afghanistan
24 Juli 2007Ketika Kementrian Perekonomian Jerman untuk pertama kalinya mengadakan kunjungan ke Afganistan bagi para pengusaha kelas menengah Jerman dua tahun lalu, Mentri Ekonomi saat itu Amin Farhang berjanji:
"Kami sebagai pemerintah Afganistan mencoba untuk meminimalkan resiko dan berharap perusahaan-perusahaan Jerman memaksimalkan aktivitas mereka di Afganistan."
Dewasa ini diperkirakan ada 300 pengusaha atau pegawai perusahaan Jerman di Afganistan. Banyak diantaranya bekerja di sektor pembangunan, seperti kedua insinyur pria yang diculik di tenggara Afganistan, pekan lalu. Ada yang terlibat dalam proyek pembangunan waduk, lainnya pembangunan lapangan terbang Kabul atau jalan raya dari Herat lewat Kandahar ke Kabul. Begitu pula pertambangan, perdagangan, sektor keuangan dan bidang komunikasi, menawarkan berbagai peluang.
Banyak perusahaan Jerman ikut serta dalam kerangka yang disebut kemitraan publik dan swasta dalam program kerjasama yang didorong pemerintah, yang bukan hanya menjanjikan keuntungan tapi juga manfaat perkembangan poltiik. Mereka bekerja dengan lembaga pembangunan pemerintah seperti Serikat Jerman untuk Kerjasama teknik, GtZ. Kebanyakan organisasi dan perusahaan aktif di utara Afganistan dan di Kabul. Namun, Hans Hermann Dube, Direktur Regional GTZ memilih untuk merealiasikan proyek pembangunan jalan di barat daya, wilayah inti Taliban, dan tidak menemui hambatan.
Hans Hermann Dube: "Ini soal berhadapan dengan manusia. Anda nggak bisa mealkukan apa-apa untuk melawan mereka. Anda harus ada di pihak mereka, harus berbicara lama dengan mereka. Saya selalu katakan, Anda harus minum 50 cangkir teh, sebelum mengambil keputusan. Lalu sebagai penutup ada jabatan tangan, rangkulan dan Anda bisa yakin bahwa mereka tak akan berbuat buruk pada Anda."
Afganistan merupakan fokus dalam bantuan pembangunan Jerman. Untuk pemabngunan kemabli saja, pemerintah Jerman menyediakan sekitar 80 juta Euro, dari 2002 hingga 2008. Pembangunan kembali wilayah selatan yang tertinggal menajdi penting, karena dengan begitu menguatnya kembali Taliban bisa dihindari. ISAF dan tentara Afganistan harus mencegah jangan sampai militan Islam dan kelompok perlawanan lain menyusup ke wilayah yang lebih aman. Tanpa keamanan tak ada pembangunan. Tanpa pembangunan, destabilisasi akan berlanjut. Anwar Al Haq, Menteri Keuangan Afgansitan yang sekarang:
"Tanpa masalah keamanan, upaya pembangunan akan jauh lebih berhasil. Saya harap, semua pihak sadar akan hal itu."
Selain pengawalan ketat, pihak perusahaan dan organisasi bantuan juga membekali para pekerjanya dengan informasi harian mengenai situasi kemanan. Tampaknya hal itu juga diperoleh kedua insinyur Jerman dan para pemandu Afganistan mereka. Masih harus ditunggu, bagaimana penculikan mereka berdampak pada minat perusahaan Jerman di Afganistan. Selama ini, walaupun situasi keamanan sangat rentan, kebanyakan organisasi pembangunan memilih bertahan di Afganistan.