AS dan Jepang Ingin Kerjasama Lebih Erat
17 Februari 2009PM Jepang Taro Aso akan menjadi pemimpin negara asing pertama yang diterima oleh Presiden Amerika Serikat Barack Obama di Gedung Putih. Undangan bagi Aso dan pemilihan Jepang sebagai tujuan pertama kunjungan Menlu Hillary Clinton menunjukkan pentingnya negara tersebut bagi Washington. AS dan Jepang sepakat untuk terus mempererat aliansi sebagai mitra keamanan.
Dalam konferensi pers bersama Menlu Jepang Hirofumi Nakasone, di Tokyo, Selasa (17/02), Menlu AS Hillary Clinton mengatakan, mereka mendiskusikan tantangan ekonomi yang dihadapi kedua negara dan dunia secara keseluruhan, dengan tuntutan akan tanggapan terkoordinir dari dunia global. Sebagai kekuatan ekonomi pertama dan kedua terbesar di dunia, kami mengerti tanggungjawab ini, kata Clinton.
Kedua menteri luar negeri juga menandatangani perjanjian untuk memindahkan 8.000 marinir AS dari pulau Okinawa di selatan Jepang ke wilayah AS, Guam. Perjanjian itu merefleksikan komitmen untuk memperbaharui sikap militer kedua negara di Pasifik.
Clinton mengatakan, "Perjanjian ini memperkuat inti aliansi Jepang dan AS. Misinya adalah untuk menjamin pertahanan Jepang dari serangan, dan menghindari serangan apapun terhadap Jepang dengan segala cara.
Kedua negara juga akan bekerjasama lebih erat untuk mencari solusi mengenai program nuklir Korea Utara. Menlu AS Hillary Clinton menyarankan agar Korea Utara mengambil langkah pertama dalam memperbaiki hubungan dengan AS, yaitu dengan mengakhiri program nuklirnya. Berbicara sehari setelah Pyongyang menyatakan berhak untuk meluncurkan rudal jarak jauh, Clinton mengatakan uji coba semacam itu akan sangat tidak membantu.
"Dengan respek pada Korea Utara, kami mendiskusikan pentingnya koordinasi yang sangat erat dalam pendekatan kami terhadap perundingan 6 pihak. Kami harus memperbesar upaya untuk menjamin denuklirisasi Korea Utara yang seutuhnya dan bisa dibuktikan. Kemungkinan peluncuran misil yang dibicarakan Korea Utara akan sangat tidak membantu untuk memajukan hubungan", kata Clinton.
Media Korea Selatan melaporkan, Pyongyang bersiap untuk mengujicoba rudal jarak terjauhnya, Taepodong-2, yang didesain untuk mencapai jarak sejauh ke Alaska, tetapi selama ini selalu gagal dalam penerbangan. Clinton mengulangi penawarannya pada Korea Utara pekan lalu yaitu pakta perdamaian, normalisasi hubungan dan bantuan jika negara itu mengakhiri program senjata nuklirnya. Sejauh ini Pyongyang belum bereaksi terhadap tanggapan itu.
Di Tokyo, Clinton juga menemui warga Jepang yang anggota keluarganya diculik oleh Korea Utara. Menyangkut isu yang sensitif di Jepang ini, Clinton mengatakan, ia akan menekan Pyongyang untuk bertanggungjawab atas nasib warga Jepang yang diculik tahun 70-an dan 80-an guna melatih kemampuan berbahasa mata-mata Korea Utara. Pemerintahan Obama menganggap tema penculikan itu sebagai prioritas utama, tambah Clinton.
Kunjungan Menlu AS Hillary Clinton ke Jepang berlangsung saat tekanan terhadap pemerintahan PM Taro Aso yang makin tidak populer, bertambah berat. Selasa ini (17/02), Menteri Keuangan Jepang Shoichi Nakagawa menyatakan mundur, di tengah gencarnya tuduhan bahwa ia mabuk saat tampil dalam konferensi pers KTT G7 di Roma, Sabtu lalu (14/02).
Melanjutkan lawatannya ke Asia, Menlu Clinton akan bertolak ke Jakarta, Rabu (18/02). Menurut rencana, ia akan bertemu Menlu Hassan Wirayudha dan Presiden SBY. (rp)