Aksi Militer Israel di Jalur Gaza
3 Juli 2006Harian Italia LA REPUBLICA yang terbit di Roma menulis:
„Kita dapat memahami perasaan yang muncul di Israel, serta keputusan pemerintah Ehud Olmert untuk tidak melakukan perundingan dalam usaha membebaskan seorang tentara Israel yang diculik kelompok militan Palestina. Sebuah sikap Israel yang sangat logis. Melakukan perundingan dengan kelompok teroris, misalnya dengan menukar pembebasan tentara Israel tersebut, dengan sejumlah tertentu tahanan Palestina yang meringkuk dipenjara Israel, hanya akan membawa ancaman, yang dapat mendorong dilakukannya aksi penculikan berikutnya. Itu semua dapat dipahami. Tapi bagaimana kita dapat memahami, dan bagaimana kita dapat menerima, apa yang dilakukan tentara Israel sejak sepekan lalu di Jalur Gaza dan Tepi Barat Yordan?“.
Mengenai semakin meruncingnya krisis di Timur Tengah, sehubungan dengan penculikan seorang tentara Israel oleh kelompok militan Palestina, harian Spanyol EL PAIS yang terbit di Madrid menulis:
“Tentara Israel yang diculik harus dibebaskan. Dan Israel tidak hanya harus menghentikan aksi militer, melainkan juga aksi pembunuhan terarah. Setelah lima bulan memegang tampuk kekuasaan, pemerintahan Ismail Haniya harus menyatakan mengakui Israel dan menghentikan aksi teror. Sementara pihak Israel harus kembali melakukan perundingan dengan pejabat otonomi Palestina, dengan mengikutsertakan pemerintahan Hamas. Perundingannya untuk membahas penarikan pasukan Israel dari wilayah Palestina yang didudukinya, dibawah pengawasan Internasional. Dengan demikian dapat dimungkinkan terbentuknya sebuah negara Palestina. Kesemuanya, saat ini merupakan sebuah utopi. Tapi tak seorangpun yang meragukannya, bahwa ini merupakan satu-satunya jalan menuju perdamaian."
Harian Jerman LEIPZIGER VOLKSZEITUNG menurunkan komentar dengan nada kritis terhadap aksi militer yang dilancarkan Israel. Harian ini menulis:
“Operasi militer Israel dengan nama sandi 'hujan dimusim panas', sebagai reaksi diculiknya seorang tentara Israel, merupakan perhitungan dan pembalasan terhadap kelompok Hamas. Penangkapan pimpinan politik dan pemboman terhadap kantor Perdana Menteri Palestina Ismail Haniya, merupakan serangan kejantung Hamas.Dan pada waktu bersamaan menunjukkan kegugupan pemerintah di Tel Aviv , karena tidak dicapai keberhasilan yang nyata. Kelompok garis keras di Israel yang masih tetap percaya bahwa keberhasilan hanya dapat dicapai lewat aksi militer."
Harian Jerman lainnya AUGSBURGER ALLGEMEINE menulis:
“Perdana Menteri Israel Ehud Olmert dengan berbagai cara hendak menggulingkan pimpinan terpilih Palestina saat ini. Untuk itu sudah jelas siap menangkap atau membunuh pimpinan Hamas. Disamping itu akibat serangan tentara Israel , penduduk sipil Palestina yang lebih menderita ketimbang Hamas. Dan kelompok militan malah akan semakin populer. Dalam waktu dekat, Israel tidak punya seorangpun untuk dapat diajak berunding."